Singal’s Weblog

Just another WordPress.com weblog

Archive for the ‘Hukum’ Category

Fitnah, Kebenaran Bagian dari Ketidak-Sopanan

with 7 comments

Mungkin saya orang aneh, karena semua temanku boleh suka-suka menyatakan pendapatnya tentang saya, sehingga saya tidak pernah merasa difitnah. Jika seorang teman menyatakan kepada saya “Kata si Anu, kamu itu seperti binatang liar yang busuk” lalu akan saya jawab “itu haknya, biarkan saja”.

Tentu saja persoalannya menjadi lain, kalau si Anu itu, langsung ngomong kepada saya. Perkara pendapatnya melalui teman, itu soalnya sendiri, dan tidak perlu saya konfrontir, karena kalau dikonfrontirpun, tidak menghasilkan apapun yang baik, selain dari gesekan yang melebar dan membuat panas, yang menimbulkan berbagai penyakit dan celaka.

Saya tidak heran, kalau membaca atau mendengar berita yang membuat gesekan, karena mungkin itu bagian dari penghasilan mereka. Yang membuat saya heran adalah timbulnya pertahanan diri dari sumber dan obyek berita dengan menumpahkan kehebatannya dengan banyak embel-embel hasil karya, yang intinya mereka seharusnya dipuji. Jelaslah!, apalagi kalau tukang koar-koar di TV dan di suratkabar itu adalah para pengawal dan punggawa raja.

Saya salah seorang yang terbukti tidak begitu sukses dalam meniti karir, karena sering kalah dalam fit and proper test, maka saya sebenarnya tidak patut menyatakan alasan apapun seperti, “bahwa saya seorang tukang koar-koar yang tidak sopan, yang sering membuat para pengawal dan raja merah kuping. Gara-gara analisis yang saya berikan secara teknis sangat jelas kebenarannya, karena alat-ukur, timbangan, satuan menunjukkan kebenaran dan ternyata kebenaran adalah bagian dari ketidak sopanan”.

Saya juga tak peduli pada kata-kata “Fit and proper test, bagian dari KKN”, karena saya lebih memilih “Tuhan tidak menghendaki saya duduk ditempat itu, karena tidak mampu membuat kesulitan”. Maka saya hidup lebih tenang meski semua orang tetap bebas memberi pendapatnya tanpa terusik, karena saya tidak akan meraung-raung sambil menunjuk dada, prestasi dan kehebatan yang memang tidak ada apa-apanya.

Suatu saat, teman baikku datang “kok bapak kalah lagi?..”, dalam hati saya, “kapan Sengkuni masuk kedalam pikiran temanku ini”, lalu “dipikirnya saya familinya Kurawa”. “aahh.. saya tidak kalah, cuma tidak kepilih..” sahutku. Bisa juga, sebenarnya temanku menginginkan saya yang kepilih. Padahal buat saya sama saja. Dia tidak akan mengatakan itu kepada saya seandainya dia pernah mengenal Gorbachev si pemimpin Uni Sovyet sebelum bubar, yang mempunyai prinsip “selama kita tidak punya kekuasaan dan tidak memegang kemudi atau alat kendali, tetap saja kita harus patuh sebagai penumpang kapal.” setelah punya kekuasaan dan kendali maka “Glasnost dan Perestroika”.

Pikiran saya agak ngelantur ke negeri asing. Di hampir semua negeri maju dan mau maju, termasuk negeri tirai bambu, anggota kabinetnya terdiri dari teknokrat, ekonom, ilmuan dan budayawan. Maka mereka mengambil tindakan yang sangat terukur dan berempati, berpikir dengan menggunakan alat kebenaran, bahkan mengundurkan diri kalau janji tidak menjadi kenyataan. Karakter ini turun ke seluruh perusahaan, bahkan ke klub sepak bola dan kepada masyrakat.

Saya hanya berharap agar di negeri tercinta, semoga penguasa tidak pernah merasa difitnah, semoga penguasa tidak pernah menunjuk dada kebenaran dan kekuasaan kepada rakyat, apalagi mengutus tukang koar-koar dan tukang debat kusir dengan memakai batik mahal atau stelan jas dan dasi yang bagus, pasti dengan parfum yang semerbak dan wangi tetapi sangat memalukan karena kerjanya hanya memepertahankan diri yang tidak berguna bagi rakyat.

Masih banyak yang lebih penting dan perlu dibahas, yaitu bagian dari pertahanan negeri tercinta, seperti pendidikan, bangunan sekolah, jalan dan transportasi umum, pertanian dan pengairan, lapangan kerja dan pengangguran dan lain-lain yang lebih mengena langsung kepada rakyat banyak.
______________________________________
dari Bisik-bisik: Semoga mereka memberi contoh dengan menggunakan alat, ukuran dan kebenaran.

Written by Singal

October 16, 2010 at 4:08 pm

Ekonomi dan Penguasa

with 6 comments

Gambaran kemajuan ekonomi negeri ini, mungkin bisa diwakili iklan real estate di radio, televisi dan media masa “Cuma satu setengah miliar rupiah, buruan ..sebentar lagi naik” para penguasa negeri pun tidak habis-habisnya menyatakan kita bertambah maju. Sementara itu, saya selalu menghitung lembaran uang di kantong, semoga cukup sampai akhir bulan.

Ketika saya menulis paragraf diatas, tiba-tiba temanku masuk dengan wajah yang ceria dan berseri, tangannya menggenggam plastik “oleh-oleh dari Cirebon pak” katanya, “hebat…ntar buka di depan teman-teman” sambutku, “baik pak..”. Hmmm…saya membayangkan kantongnya sudah kosong, tetapi hatinya sangat kaya tidak ternilai.

Bisa juga gambaran kemajuan ekonomi itu, diwakili makin banyaknya mobil dan motor alias kendaraan di Jakarta dan kota besar, berarti penduduk negeri mampu menghabiskan, waktu dan ongkos transport lebih besar dari biaya bahan pokoknya. Sementara itu pengemis anak kecil juga makin banyak di lampu-lampu merah jalanan, yang seharusnya mereka berada di sekolah atau di rumah untuk belajar.

Kemarin pagi saya dengar di radio Elshinta jalan Martadinata antara Priok dan Ancol ditutup, karena ambrol . Sebelumnya hujan deras membasahi Jakarta dan sekitarnya. Biasa!..sorenya saya dengar di radio yang sama, penjelasan-penjelasan dari penguasa tentang itu, banyak hal mulai dari lingkungan, jalan tua, dan lain-lain yang saya kurang mengerti.

Akhir-akhir ini, pemerintah sedang menyiapkan, ketua dan anggota KPK, Jaksa Agung dan Kapolri. Mereka ini akan mejadi pemegang kendali dan penjaga kebenaran. Penjaga keamanan dan kenyamanan, penjaga para pelaksana undang-undang , semoga mereka benar penjaga kebenaran. Semoga mereka adalah orang sehat baik pikiran jiwa dan rohani.

Sungguh orang yang sedang mengalami sakit jiwalah ketika dalam kekuasaannya seharusnya menyatakan yang benar tetapi mulutnya terkatub rapat, kalaupun terbuka bahkan menyatakan sebaliknya. Sungguh orang yang sakit jiwalah ketika dalam kekuasaannya seharusnya menolong orang lemah tetapi diam dan menonton saja. Sungguh orang sakit jiwalah yang dalam kekuasaannya membiarkan orang memukuli dan melukai orang lain padahal sudah tahu sebelumnya.
___________________________________________________
Dari Bisik-bisik: katanya koruptor bisa bebas kalau dinyatakan sakit berat apalagi sakit jiwa.

Written by Singal

September 17, 2010 at 8:28 am

Harapan

with 10 comments

Dia berteriak-teriak menjajakan dagangannya, di tengah orang yang lalu lalang sibuk dengan tujuannya masing-masing, sebagian melihat dan mendengar karena dekat dengan orang itu. Teriakannya berganti dengan kibasan saja, penuh harap semoga ada yang membeli. Sebuah harapan dengan usaha dan energi yang luar biasa, untuk untung yang sedikit, namun tidak ternilai bagi kelangsungan hidupnya. “Harapan yang hidup” bermukim dalam dirinya, sungguh luar biasa!.

Sementara itu, anggota pansus bank Century telah selesai melaksanakan tugasnya, mereka memaparkan pandangan akhir masing-masing, mereka juga berusaha, mengeluarkan energi yang besar, baik pikiran baik fisik, cuma apa yang mereka harapkan sulit dimengerti, paling tidak buat saya, mungkin karena saya hanya kebetulan mendengar dan membaca sekilas. Sebagian dari mereka sering juga berteriak, mungkin untuk suatu harapan, yang menurutku bukan untuk dirinya, mereka bukan seperti pedagang jalanan tadi.

Bandung dilanda banjir, longsor di mana-mana, dan gempa Santiago yang luar biasa besarnya, menimbulkan penderitaan bagi yang langsung merasakannya, para korban penuh harap, mereka tidak bisa berbuat apa-apa, adakah pansusnya?. Sebuah harapan yang sangat sederhana, mereka butuh pertolongan.

Ketika kita penuh harap, akan kebenaran dan keadilan, sama dengan harapan pertolongan ketika bencana datang, jelas berbeda dengan pedagang jalanan yang tidak memerlukan pansus, karena dia menimbulkan dan mecari harapannya sendiri.

Harapan korban bencana dan pedagang jalanan, jelas nyata dapat dirasakan, berbeda dengan harapan akan kebenaran dan keadilan kelihatannya menjadi semu atau samar-samar dan sering sangat mengecewakan.
_______________________________________
dari Bisik-bisik: Semoga kebenaran dan keadilan menjadi nyata dan dapat dirasakan

Written by Singal

February 28, 2010 at 9:26 pm

Bom, Keadilan dan Kebenaran atau Keselamatan

with 49 comments

“Eiiiii….. hahaha….”, suara dan tawa temanku yang satu ini, selalu memecah suasana kesunyian pagi di kantor kami. Dia memanggil salah seorang teman kongkownya. Celotehannya selalu membuat urat-urat halus pipi mengembang, sehingga darah mengalir dengan lancar, menghangatkan para wajah yang berubah menjadi ganteng dan menjadi cantik karena memperlihatkan senyum, meski ada-ada saja yang tetap cemberut.

“Lihat…” katanya, dia ngobrol keras-keras dengan teman itu. “loe sudah baca koran ga!”. Lalu dia nyorocos terus “Ada bom meledak, di hotel JW Mariot dan Ritz-Carlton. MU…Manchester United ga jadi datang!, Presiden mengaitkannya dengan pilpres!, gila…gila..gwe rugi niih”.

Dia beranalisis sendiri, dan menyatakan rugi, karena mungkin sudah membeli tiket buat nonton MU. Sementara temannya hanya menimpali sepatah sepatah kata. “Sungguh biadab!!, korbannya orang tak berdosa, tidak masuk akal. Kita rugi, negeri ini rugi.. rugi buesaaar….”, kita menjadi tegang mendengarnya, dan wajah-wajah ganteng dan cantik surut kembali ke aslinya, mereka memulai kesibukan masing-masing.

Teman ini masih saja meneruskannya “seharusnya presiden ga usah ikut manas-manasi suasana. masa dia menunjuk dirinya sendiri, sementara korban lagi kesakitan benaran. Malah pakai tunjuk foto segala, tunjukin orangnya dong, foto mah bisa dibuat dimana saja. Kita serasa orang bodoh, kita sih tidak pro siapa-siapa. Siapapun presiden pokoknya gwe ada kerjaan, itu saja”, kita diam saja, meski dalam hati betul juga dia.

Banyak komentar, banyak kesenangan atas kesakitan, dimana keadilan dan kebenaran? apakah negeri ini akan melupakannya? apakah saling tuduh, dan saling paling benar berlanjut?. Apalagi kalau para politikus dan orang pintarnya, saling silih berbicara di media masa terutama di acara tv. Dalam hatiku semoga mereka bukanlah orang yang mempunyai sifat dan karakter yang hebat “the fantastic liar” yang bisa mempengaruhi orang, tidak perduli keadilan dan kebenaran, yang penting dia berhasil, mencari keuntungan dan keselamatannya sendiri.

Kegalauan hati teman tadi dinyatakan dengan volume suara yang keras, bisa jadi gambaran kejengkelan dan kebosanan atas perang kata-kata politikus, yang cenderung tidak berguna pada kehidupan kita secara langsung, “mereka omong doang” katanya.

Seorang pendekar, bahkan orang tua kita, selalu menyembunyikan rasa sakitnya, melilit lukanya dengan rapat agar tidak diketahui murid dan anaknya apalagi musuhnya. Tak percaya? “Memang itu yang terjadi, ibu-ibu yang bijak selalu menyembunyikan rasa pedih dan sakitnya, agar anaknya tetap tenang dan damai dan merasa nyaman, belajar dan bersekolah…”, dalam hatinya “cukup saya yang menderita dan tidak perlu mereka tau..mereka harus bahagia…”

Mengenai bom?, pelakunya?. Kita percayakan kepada pihak berwajib, mereka akhlinya, maka mereka ditugaskan untuk itu, kita mendukungnya, kita memberi semangat dan doa. Semoga negeri kita aman.
____________________________________
dari Bisik-bisik: Semoga kita selamat!

Written by Singal

July 18, 2009 at 12:46 pm

Untung Saya Bukan Presiden

with 68 comments

Kalau tidak, maka:
(berikut ini rangkuman secara umum pelaksanaan program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang)

Bidang Pendidikan dan Teknologi
1. Sekolah dan buku gratis.
2. Sekolah sampai kelas 12.
3. Gaji guru (termasuk guru taman kanak-kanak) dan gaji dosen, paling rendah setara 100 gram emas setiap bulan.
4. Masa orientasi dihapuskan karena selalu mengarah pada kekerasan.
5. Pendidikan efektif, anak sekolah berbudi pekerti, tidak kehilangan masa anak-anak dan masa remajanya, maka jumlah buku dan mata pelajaran per kelas per tahun harus dikontrol. Karena (menurutku) kita tidak memerlukan orang pintar yang tidak berperasaan seperti komputer dan mesin.
6. Pendidikan di Universitas dengan mutu yang baik dan berkualitas.
7. Membangun technology research center disegala bidang.

Lingkungan, Pariwisata dan Kesehatan
1. Penebangan hutan akan dihentikan, HPH (Hak Pengelolaan Hutan) dihapuskan dan penghijauan besar-besaran dilaksanakan dan dikontrol tiap hari.
2. Seluruh tepi pantai ditanami pohon bakau sejauh yang bisa ditanami ke arah laut dan sejauh 3 km ke arah darat menjadi hutan lindung. Maka seluruh binatang akan senang.
3. Tidak boleh buang sampah ke sungai, apalagi sampah plastik.
4. Irigasi ke sawah ladang dan lahan pertanian dibangun. Harga jual hasil pertanian harus dijaga demi kemakmuran petani.
5. Semua jenis immunisasi gratis. Pembangunan rumah sakit dan puskesmas ditingkatkan.
6. Fasilitas pariwisata dibangun, agar turis tinggal berlama-lama dengan senang hati.
7. Sampah menjadi bahan bakar energi dan sebagian menjadi pupuk.

Energi Primer dan sekunder
1. Pembangunan Green Energy harus ditingkatkan.
2. Pertambangan Minyak Gas dan Batubara demi kemakmuran rakyat.

Transportasi dan hal-hal terkait.
1. Pembangunan transportasi massal (Mass Transport), kereta api dalam kota dan antar propinsi menjadi prioritas. Di setiap kiri-kanan jalan tol harus dibangun rel kereta api.
2. Pelayanan dan kenyamanan yang baik di setiap stasiun dan bandara.
3. Setiap Bandara dan stasiun bus, harus bisa dicapai dengan kereta api dan tentu saja dengan angkutan umum lainnya.
4. Di mana pun, tempat pelayanan masyarakat tidak boleh ada calo dan preman.
5. Jaminan kenyamanan dan keamanan di angkutan umum.

Kemanan dan Pertahanan
1. Dilarang memukul, mengeroyok dan lain-lain kekerasan dengan alasan apapun.
2. Gaji polisi dan tentara, jaksa dan hakim mulai pangkat terrendah setara 100 gram emas setiap bulan.
3. Angkatan Bersenjata terlatih dan kuat dengan peralatan yang baik dan moderen.
4. Sekali-sekali parade atau “show of force”
5. Mereka bertugas menjamin kemanan dan keamanan bagi Negeri dan pelayanan masyarakat.

Kebudayaan
1. Membangun dan menjaga kelestarian budaya suku bangsa Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika makin berakar kuat.
2. Saling menghargai dan saling menghormati.

Keuangan, Investasi, Industri dan utang piutang
1. Negara tidak boleh menambah utang dengan alasan apapun, kita harus bisa hidup dengan kemampuan dan keberadaan kita sendiri.
2. Dengan demikian semua lembaga keuangan yang suka memberi pinjaman harus segera keluar dari negeri tercinta, misalnya IBRD, ADB, JBIC, …dan lain sebagainya. Go to hell with your money.
3. Membuka dan memberi fasilitas kepada “investor-industri” yang diperlukan di dalam negeri tercinta.
4. Semua biaya yang dibutuhkan berasal dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat, dan kekayaan negeri tercinta. (Tambang minyak, gas, batubara dan lain-lain)

Birokrasi dan pegawai pemerintah
1. Gaji paling rendah setara 100 gram emas setiap bulan.
2. Disiplin, berbudipekerti, saling menghormati dan menghargai. Bekerja untuk rakyat tanpa pandang bulu demi kemajuan negeri tercinta.

Hukuman bagi pelanggaran
1. Hukuman berat, tidak ada ampun. Namun tetap diberikan tempat dan kesempatan untuk bertobat bagi setiap orang yang dihukum. (gaji sudah besar. hehehe..)

Hal-hal lain
1. Akan kupilih menteri menteri yang hebat, pintar, dan rendah hati, sesuai dengan disiplin ilmunya dalam melaksanakan program kerja tersebut.
2. Mari kita bekerja sama, dengan tekun dan senang hati dimanapun kita berada demi anak cucu kita.
__________________________________
dari Bisik-bisik: Untung saya bukan presiden, kalau tidak maka:…!!!

Written by Singal

June 19, 2009 at 10:04 pm

Kucing Putih, Kucing Hitam dan Nasionalisme!

with 38 comments

Obrolan dengan temanku Moh. Roem Lubis dan Moh. Nuh, di suatu tempat di tengah hutan Sumatera Selatan.

Membuat keputusan ditengah ketidakpastian, ibarat kita sedang berada di atas puing-puing yang terapung di tengah lautan, mengikuti arus yang selalu berubah arah setiap saat, tanpa batas, memberi rasa tidak nyaman yang tak terhingga, yang ada hanya harapan “Semoga arus ke arah daratan, semoga ada kapal penolong datang, berbagai semoga…tujuannya hanya ingin selamat, ingin hidup”. Sebuah harapan yang tidak pasti, karena tidak ada kemudi alias loss control.

“Saya tidak peduli, apa itu kucing putih atau kucing hitam, sejauh kucing itu bisa menangkap tikus, itu kucing yang baik” kata pemimpin Cina Deng Xiaoping, dan negeri Cina makin maju seperti sekarang. Dia menyatukan perbedaan ideologi. “Pertikaian ideologi membuat Cina terbelakang”.

Lalu, Deng mengirim sangat banyak mahasiswa berbagai disipilin ilmu, ke luar negeri, konon ratusan ribu orang. 25 (duapuluh lima) tahun kemudian, lebih dari sepuluh ribu orang dari antara mereka pulang, seraya memberi kontribusi yang hebat, membangun Cina moderen. Deng sang pemimpin, sudah almarhum ketika mereka pulang. Namun, beliau telah memberi kemudi untuk mengontrol ketidakpastian menjadi harapan yang pasti.

Suatu saat saya bercakap-cakap dengan seorang teman,
“Loe itu kalo dihubungi, ga pernah ada di tempat” kataku,
“Ruangan di kantor kami sedang diperbaiki. Saat ini kami semua berada dalam satu ruangan seperti di kelas, tidak ada batas, jadi tidak nyaman” jawabnya.
“Bah..kita kan, menyelesaikan pekerjaan kita sendiri, jadi perasaan seperti itu perlu dimatikan” sahutku.
“Ga..lah.. kayak kamu ga tau aja…, pokoknya ga nyaman!..” suaranya sudah mulai meninggi.
“Hati-hati..loe harus sering tarik napas..bebaskan pikiranmu….agar tidak stress…hehehe” jawabku menutup pembicaraan.
Meski kondisi dan situasi seperti itu relatif, dalam hati, saya benarkan juga pendapatnya.

Tanpa batas, sering menambah ketidakpastian, dapat membuat sebuah sistem tidak bisa dikontrol (uncontrolled system condition), dapat membuat keseimbangan terganggu dan tidak stabil. Dalam ketidakstabilan kita hanya berharap semoga tidak collapse atau ambruk.

Sebentar lagi kita akan memilih calon legislatif dan calon pemimpin yang akan mememegang kemudi negeri tercinta, Mereka para calon akan mewujudkan legenda pribadinya, kita hanya berharap ketika mereka sudah duduk di kursinya, semoga mereka searah menyuarakan dan mengemudikan kepentingan bangsa.

Maju!, tidak hanya berjanji mementingkan kepentingan pribadi, kelompok dan ideologi, mencari-cari kelemahan dan kesalahan, lupa membangun, lupa cita-cita dan lupa arah.

Suatu saat Obama menyatakan dalam kampanyenya “There will be time to punish those who set this fire, but now is the moment for us to come together and put the fire out.” , juga ketika si lelaki tua menyatakan kepada si Santiago bocah kecil “harta terungkap oleh kekuatan air yang mengalir, dan terkubur oleh arus yang sama” (Novel, Sang Alkemis, Paulo Coelho).

Harapan kita, suatu saat, siapapun yang jadi anggota legislatif dan yang menjadi pemimpin semoga mereka memberi kepastian arah bagi kepentingan bangsa.

Gong Xi Fa Cai
Selamat Tahun Baru Imlek
Tambah rezeki, tambah sehat dan panjang umur.
_________________________________
dari Bisik-bisik: Bersatu kita teguh, bercerai kita rubuh, iya kan?!, mari! pentingkan kebutuhan bangsa, sesuai kompetensi kita!

Written by Singal

January 26, 2009 at 6:32 pm

Kebenaran yang hilang dan Kebenaran yang kembali.

with 24 comments

“KTP bu” kata pegawai bank itu,

“Ini mama nak!” jawab si ibu berdiri, mereka dipisahkan meja.

“KTP bu”, sambil menunjuk pengumuman yang ditempel di kaca tembus didepan mereka, Pengambilan  uang tunai, harus disertai bukti identitas, KTP atau SIM.

Si Ibu membuka tasnya mencari KTP, tetapi tidak ada, mungkin  tertinggal di rumah. Namun dia coba lagi,

“Ini mama’mu nak!”

tetap saja jawabannya sama, “KTP bu!”, lalu si Ibu pulang.

Tadi pagi si Ibu yang sudah berumur dan hidup menjanda itu, memberangkatkan anak satu-satunya itu dari rumah. Hari ini adalah hari pertama baginya bekerja, di kantor bank dekat rumah mereka. Betapa bahagianya!, dia diantar sampai pintu, dan berdiri disana sampai anaknya menghilang dari pandangan.

Lalu si Ibu ingat, masih ada sedikit tabungannya di bank itu, untunglah!!. Dia segera berkemas lalu berangkat. Dengan sabar dia antri, bercerita bangga dengan kerut muka tua yang bersinar kepada orang-orang, meski tidak ditanya, “Itu anakku, hari ini dia baru mulai bekerja”. 

“Kubelah dua saja anak ini biar adil”

“Ampun, baginda!, berikan saja anak itu sama dia, jangan bunuh, ampun Tuanku”, jerit si Ibu, sambil menunjuk ibu disampingnya, “berikan sama dia Tuanku”, berlutut memohon kepada Baginda, agar anak itu tidak dibunuh.

“Belah saja anak itu, Tuanku, yang maha adil, belah saja”, sergah ibu yang ditunjuk ibu yang pertama tadi.

Lalu Baginda Raja Sulaiman, memberi anak itu kepada ibu yang pertama, “Bawalah!, ini anakmu” lalu menyuruh pengawalnya menangkap ibu yang kedua, untuk dihukum.

Kedua ibu itu berebut anak, mereka melahirkan baji pada saat yang sama. Satu meninggal ketika lahir, satu lagi sehat dan segar bugar.

Kebenaran yang hilang karena tidak disertai bukti KTP legal, dan kebenaran yang kembali anak dikembalikan kepada ibunya yang benar meski tidak disertai bukti legal.

“Sidang tidak bisa dilanjutkan, karena berkasnya kurang lengkap” suatu saat terdengar suara hakim di pengadilan dan si terdakwa tersenyum penuh kemenangan. Sementara itu, “Kamu diterima jadi pegawai, semua berkasmu lengkap dan nilai izazahmu sangat bagus” yang bersangkutan tersenyum, izazah palsunya tidak ketahuan, dia membayangkan jabatan yang akan didudukinya dikemudian hari.

__________________________

dari Bisik-bisik: Obrolan dengan temanku. Bukti legal sering dipermainkan oleh para petualang, iya kan?, dan negeri yang membiarkan hal seperti itu, akan diatur pula oleh para petualang, iya kan?!

Written by Singal

August 3, 2008 at 6:46 pm