Singal’s Weblog

Just another WordPress.com weblog

Archive for July 2009

Bom, Keadilan dan Kebenaran atau Keselamatan

with 49 comments

“Eiiiii….. hahaha….”, suara dan tawa temanku yang satu ini, selalu memecah suasana kesunyian pagi di kantor kami. Dia memanggil salah seorang teman kongkownya. Celotehannya selalu membuat urat-urat halus pipi mengembang, sehingga darah mengalir dengan lancar, menghangatkan para wajah yang berubah menjadi ganteng dan menjadi cantik karena memperlihatkan senyum, meski ada-ada saja yang tetap cemberut.

“Lihat…” katanya, dia ngobrol keras-keras dengan teman itu. “loe sudah baca koran ga!”. Lalu dia nyorocos terus “Ada bom meledak, di hotel JW Mariot dan Ritz-Carlton. MU…Manchester United ga jadi datang!, Presiden mengaitkannya dengan pilpres!, gila…gila..gwe rugi niih”.

Dia beranalisis sendiri, dan menyatakan rugi, karena mungkin sudah membeli tiket buat nonton MU. Sementara temannya hanya menimpali sepatah sepatah kata. “Sungguh biadab!!, korbannya orang tak berdosa, tidak masuk akal. Kita rugi, negeri ini rugi.. rugi buesaaar….”, kita menjadi tegang mendengarnya, dan wajah-wajah ganteng dan cantik surut kembali ke aslinya, mereka memulai kesibukan masing-masing.

Teman ini masih saja meneruskannya “seharusnya presiden ga usah ikut manas-manasi suasana. masa dia menunjuk dirinya sendiri, sementara korban lagi kesakitan benaran. Malah pakai tunjuk foto segala, tunjukin orangnya dong, foto mah bisa dibuat dimana saja. Kita serasa orang bodoh, kita sih tidak pro siapa-siapa. Siapapun presiden pokoknya gwe ada kerjaan, itu saja”, kita diam saja, meski dalam hati betul juga dia.

Banyak komentar, banyak kesenangan atas kesakitan, dimana keadilan dan kebenaran? apakah negeri ini akan melupakannya? apakah saling tuduh, dan saling paling benar berlanjut?. Apalagi kalau para politikus dan orang pintarnya, saling silih berbicara di media masa terutama di acara tv. Dalam hatiku semoga mereka bukanlah orang yang mempunyai sifat dan karakter yang hebat “the fantastic liar” yang bisa mempengaruhi orang, tidak perduli keadilan dan kebenaran, yang penting dia berhasil, mencari keuntungan dan keselamatannya sendiri.

Kegalauan hati teman tadi dinyatakan dengan volume suara yang keras, bisa jadi gambaran kejengkelan dan kebosanan atas perang kata-kata politikus, yang cenderung tidak berguna pada kehidupan kita secara langsung, “mereka omong doang” katanya.

Seorang pendekar, bahkan orang tua kita, selalu menyembunyikan rasa sakitnya, melilit lukanya dengan rapat agar tidak diketahui murid dan anaknya apalagi musuhnya. Tak percaya? “Memang itu yang terjadi, ibu-ibu yang bijak selalu menyembunyikan rasa pedih dan sakitnya, agar anaknya tetap tenang dan damai dan merasa nyaman, belajar dan bersekolah…”, dalam hatinya “cukup saya yang menderita dan tidak perlu mereka tau..mereka harus bahagia…”

Mengenai bom?, pelakunya?. Kita percayakan kepada pihak berwajib, mereka akhlinya, maka mereka ditugaskan untuk itu, kita mendukungnya, kita memberi semangat dan doa. Semoga negeri kita aman.
____________________________________
dari Bisik-bisik: Semoga kita selamat!

Written by Singal

July 18, 2009 at 12:46 pm