Singal’s Weblog

Just another WordPress.com weblog

Archive for February 2008

Subsidi Minyak, Gas, Beras dan Pemerintah

with 3 comments

Banyak benar subsidi di negeriku tercinta ini.  Dari sudut pandangku, hal ini menandakan pemerintah negeriku sangat kaya, namun rakyatnya sangat miskin. Tegasnya, pemerintah memberi subsidi minyak, beras, gas, dan lain-lain kepada rakyat!.

Kaya! dan baik benar, pemerintah negeri ini!. Hitung-hitung, subsidi seperti ini, sudah dilakukan sejak dulu, diumumkan pula tiap tahun. Tetapi rakyat tetap saja kesulitan membelinya, bahkan barang tersebut, sering hilang dari pasar. Entah dengan cara apa, barang itu bahkan sudah tertumpuk, di gudang orang tak bertanggung jawab, seperti ditulis di koran dan diwartakan di TV. Akibatnya, sudah dapat ditebak, rakyat membeli barang itu dengan harga lebih tinggi dari harga bukan subsidi.

Kalau dibandingkan dengan sayur, buah buahan dan beras milik petani, di jual dengan harga murah, mereka tidak menyebutnya “Petani memberi subsidi” kepada masyarakat. Tidak ada kata untuk itu, selain dari sedang panen, maka harga turun, titik.

Menurutku, seharusnya, pemerintah tidak perlulah mengumumkan subsidi yang diberikan, biarlah hal itu otomatis. Atau, melihat kenyataan di pasar, pemerintah seyoganya, tidak perlu memberi subsidi, karena menjadi permainan orang tertentu, toh rakyat membeli dengan harga tinggi juga.

___________

dari Bisik-bisik: Orang tertentu itu perlu juga didukung untuk…?!, begitu kali maksudnya, iya kan?!

Written by Singal

February 24, 2008 at 3:01 pm

Pembatasan Subsidi Minyak, Usaha Mulia Pemerintah

with 2 comments

Kata “Pembatasan”, barangkali adalah bentuk lain dari penghematan. Mengapa?! karena dengan kata itu, pemerintah akan memakai rumus baru untuk mengurangi pemakaian subsidi bahan bakar minyak. Mungkin selama ini, minyak subsidi itu diboroskan, karena harganya murah.

Konon, sebenarnya masyarakat tidak boros, karena mereka tidak punya uang. Jadi apa yang diboroskan?!. Cuma, selidik punya selidik,  disinyalir, beberapa diantara mereka, diperalat pengusaha atau orang berduit. Mereka, disuruh membeli minyak subsidi untuk dijual atau dipakai sendiri di perusahaannya. Atau, beberapa dari mereka membeli minyak subsidi, lalu dijual ke orang tertentu sebagai pengumpul, kemudian pengumpul ini akan meneruskannya kepada orang berduit tadi. Maklum keuntungannya lumayan.

Betapa serakahnya!!, ternyata sebagian orang kaya atau pengusaha, serakah, yang bukan haknya pun diambil, sampai-sampai, minyak hilang dari pasar. Anehnya, saat seperti ini, masyarakat dengan sabar antri berjam-jam, untuk mendapat kesempatan membeli minyak, dengan harga yang lebih tinggi dari harga sebenarnya atau harga bukan subsidi.

Usaha mulia pemerintah adalah menerbitkan “Smart card” sebagai penolong rumus “Pembatasan” tadi. Smart card, adalah kartu kendali, sebagai obat manjur, agar hanya orang yang berhak dan membutuhkan yang mendapat subsidi.

Artinya?!, pemerintah tetap memberikan subsidi minyak.

Bagi saya pribadi, melihat kenyataan, pemerintah sudah harus pelan-pelan menghapus segala bentuk sudsidi, atu setidaknya kata subsidi dihapus. Saya membayangkan petani di desa, menjual sayur dengan harga murah, tidak pernah menggunakan kata subsidi.

______________

dari Bisik-bisik: Kata subsidi dan bantuan masih diperlukan, suatu ketika dapat dipakai sebagai kambing hitam kalau salah kelola. Begitu maksudnya kan?!

Written by Singal

February 23, 2008 at 10:03 pm

Mencari Harta Dalam Puingpuing dan Negara dengan BLBI

with 5 comments

Ketika musibah datang, misalnya, karena rumah terbakar atau karena banjir atau bencana alam, maka rumah itu rubuh dan menjadi puingpuing. Lalu, kita sibuk, mencari harta yang tersisa dan masih bermanfaat, pada puingpuingnya. Yang pasti, lokasi sisa harta berada disana!!. Maka, dengan sabar kita mencarinya, di dalam atau di bawah puingpuing, yang berantakan dan bertindih-tindih tidak karuan, antara kayu, batu, besi, dll. Karena, kita tahu, sisa harta berada disitu, dan pasti ditemukan.

Ketika musibah global datang, Negeriku juga ikut tergoncang, banyak yang rubuh, terutama perusahaan dan bank, dari para penipu pengusaha besar dan tukang kredit bankers. Meski demikian, mereka tenang-tenang saja. Justru, Negara ini, repot dan sibuk, membantu menyumbang mereka, karena Negaraku hebat!!!    konon, untuk menyelamatkan uang masyarakat. Negara menyebutnya, BLBI alias Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. Selanjutnya, ternyata?!!, bantuan itu lenyap.

Benarlah, dengan menggunakan istilah, rubuh mengakibatkan puingpuing, maka Negara ini, sudah lama sibuk, mencari harta dalam puingpuing pengusaha dan para pemegang saham bank, eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional atau BPPN itu. Begonya, harta itu tidak berada dalam puingpuingnya, raib entah dimana. Sehingga, sampai sekarang, sebagian besar sisa harta dimaksud, belum ditemukan. Harta itu, konon, telah berada diluar negeri. Seolah-olah, harta itu bernyawa dan sakti mandraguna, bisa pindah dari puingpuing yang menimpanya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani, mengatakan (KOMPAS, 9 Feb.08) “Kami akan menyerahkan kepada Kejaksaan Agung untuk menuntut mereka agar melunasi kekurangannya. Mereka tetap harus bayar”. Bayar?!, mana mungkin, mereka adalah “dinosaurus” tidak berperasaan dan tuli. 

Yang kita harapkan, semoga, harta itu memang bernyawa dan dapat pulang ke tempat asalnya, alias kerja sama Interpol, dan, jelaslah!, apabila, puingpuing masyarakat  kita bandingkan dengan puingpuing pengusaha dan bankers atau Negara, pastilah kita tahu bedanya.

____________

Bisik-bisik: Korupsi triliyunan, lalu pasang badan dan matikan perasaan, dan tulikan pendengaran, mungkin itu yang selalu dilakukan para Koruptor, begitu kan!, iya kan?!

Written by Singal

February 11, 2008 at 10:13 pm

Banjir, Menghitung Rugi dan Kelaparan diatas Rel Kereta

with 3 comments

Hebat benar negeriku!!, setelah banjir Jakarta, beberapa perusahaan negara yang langsung berhubungan dengan masyarakat, rame-rame menghitung rugi, mereka adalah: PT. Angkasa Pura, PT. PLN (Listrik), PT. KA (Kereta Api) dan PT. Jasa Marga (Penyedia jalan TOL). Tidak jelas maksudnya apa, tanpa diberitahupun, anak kecil juga tahu.

Sementara itu, para pengungsi diatas rel kereta api, kelaparan, kedinganan ketika malam, kepanasan ketika siang hari, basah kuyup ketika hujan datang. Mereka sibuk mencari makanan, dan, mereka beli dengan harga sangat mahal, sesuai ukuran mereka. Tidak pernah menghitung rugi, tapi mereka penuh harap, kapan bantuan tiba, harapan ya harapan, ternyata sia-sia, karena bantuan tak kunjung tiba.

Menurut berita, jumlah kerugian perusahaan itu lumayan besar. Pikir-pikir, saya orang bodoh, kalau uang sejumlah kerugian tersebut, disisihkan dan diberikan untuk perbaikan dan pencegahan setiap tahun, maka dampak banjir pasti dapat diperkecil. Toh, perusahaan tersebut tidak bangkrut!, buktinya, perusahaan tersebut masih beroperasi saat ini. Lain dengan masyarakat, rumahnya terendam, mereka hanya memiliki “Sabar”.

___________

Bisik-bisik: Kebiasaan, perusahaan tersebut sangat senang memberitahukan kerugian, ada maksudnya kali!, iya kan?!

Written by Singal

February 7, 2008 at 10:26 am

Pilot Garuda, Supir Bus, Angkot dan Pengangguran

with 2 comments

Pilot pesawat udara pastilah orang pintar, belajarnya lama!, dan untuk mendapat surat ijin mengemudi pesawat atau entah apapun namanya, pasti juga membutuhkan waktu yang lama dan prosedurnya pun sangat ketat, dan sudah pasti pula diakui dunia penerbangan.

Katanya, polisi telah menahan pilot Garuda, yang mengalami kecelakaan di bandara Adisutjipto, bulan Maret 2007 yang lalu. Akibatnya para pilot teman sejawatnya, menjadi prihatin termasuk pilot luar negeri ikut menyatakannya. Dikhawatirkan pula, para pilot Indonesia akan pindah ke maskapai penerbangan luar negeri. Gawat!!, bila hal itu terjadi, maka siapa lagi yang menerbangkan pesawat dalam negeri?. dan akan banyak pesawat yang menganggur.

Sementara supir bus dan angkot, untuk mendapat ijin mengemudi, katanya mudah, belajarnyapun tidak perlu lama. Nah, kalau para supir itu mengalami kecelakaan dan supirnya ditahan, mungkin tidak ada yang prihatin, dibiarkan saja!!!, kemudian dia akan menganggur dan gantinyapun banyak.

__________

Bisik-bisik: Polisi melakukan kewajibannya dengan baik, begitu maksudnya kan?!

Written by Singal

February 6, 2008 at 8:25 pm

Pohon Ekonomi Amerika Serikat

with 6 comments

Kalau kita dapat menggoyang sebuah pohon, maka pasti dahan, ranting dan daunnya akan ikut bergoyang dan bergetar. Hebat!!, tampaknya dalam ekonomi global, Amerika Serikat (AS) adalah pohon ekonomi. Bayangkan, karena krisis perumahan di AS baru-baru ini, katanya, ada sekitar satu triliun dolar (USD), dikucurkan untuk membantu masalah tersebut. Akibatnya?!, ekonomi AS jadi agak lesu.

Karena kelesuan ekonomi AS itu, maka semua negara yang paling banyak berkaitan dengannya akan bergetar alias penyakit lesunya menular. Namun, Rusia, India dan China tidak begitu merasakan, karena ekonomi mereka masih tetap tumbuh.

Sebagai ukuran, menurut Dana Moneter International (IMF), pada tahun 2006, Produk Domestic Bruto (PDB) Dunia samadengan 46.66 triliun USD, sedang AS, PDBnya sebesar 13.0 triliun USD, dengan pertumbuhan sebesar 2.2%, pada tahun 2007 yang lalu.

Bagaimana dengan Indonesia, bisakah seperti Rusia, India dan China?!. Kita tunggu saja, para akhli, orang pintar dan para menteri kita, serta DPR, in action.

______________

Bisik-bisik: Ketergantungan kita dengan AS, seberapa besar dan banyak kah?!

Written by Singal

February 4, 2008 at 9:21 pm

Posted in Ekonomi, Perubahan, Politik

Alat Ukur Peringatan Dini Tsunami Hilang

with 3 comments

Salah satu alat ukur, yang digunakan untuk mengetahui kondisi kelautan atau gelombang laut dan iklim serta peringatan dini tsunami, namanya pelampung ATLAS. Alat ini, dipasang di pantai barat Sumatera atas bantuan dari National Oceanic and Atmosheric Administration (NOAA) Amerika Serikat.

Pelampung ATLAS, yang dapat memberitahukan kondisi kelautan secara otomatis,  ke stasion pusat kontrol Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ini, telah hilang satu setengah bulan lalu.

Indikasinya?!, diketahui, alat ini tidak mengirim data lagi ke pusat kontrol BPPT. Biasanya sekali enam jam, via satelit INMARSAT. Dan bila tsunami datang, alat ini akan mengirim data tiap menit, sedang data yang dikirim ialah, ketinggian permukaan laut dan waktu pengiriman.

Kejadian seperti ini sudah yang kedua kali, yang pertama dari lokasi  sekitar 463 km, pantai barat SUMBAR dan yang kedua dari sekitar 100 km, sebelah barat Pantai Selatan Lampung, dua-duanya hilang!!!

Gila!!!, coba bayangkan, entah apapun alasannya, sungguh tidak ada kata yang cocok untuk menyatakan sebutan apa, bagi orang yang mencuri ini.

____________

Bisik-bisik: Dinosaurus kali, iya pak!

Written by Singal

February 4, 2008 at 8:01 pm

Dutch, Garuda, KLM, UA, Swiss Air, SIA dan Pelayanan

with 7 comments

Pernah saya baca di majalah, lupa namanya, bahwa, “Goes All Right Under Dutch Administration” adalah kepanjangan GARUDA yang paling cocok. Bila itu terjadi, maka semuanya akan menjadi baik, jam keberangkatan dan jam tiba akan menjadi tepat, terutama pelayanannya akan sangat baik.

Sekarang ini, lihat saja, ketika hujan lebat mengguyur Jakarta, dan banjir dimana-mana, termasuk bandara Sukarno Hatta, mengakibatkan semua pesawat tertunda. Kabarnya, tidak ada pelayanan GARUDA kepada calon penumpangnya yang telah kelelahan. Entah pemberitahuan jadual penerbangan, entah memberi makanan sebagai kompensasi, entah memberi ruangan khusus terutama untuk orangtua dan anak-anak, dll dll, tidak ada sama sekali. Pelayanan nomor satu oleh GARUDA.

Bandingkan dengan sebuah contoh kecil ini. Suatu ketika,  pesawat KLM dalam penerbangan Singapore-Amsterdam, setelah penerbangan dua jam, kata pilotnya “kita diatas udara Burma selatan, harus kembali ke Changi airport, Ada kerusakan teknis, tetapi semua dapat dikendalikan, diharap penumpang tetap tenang”. Lalu pengumuman lagi “setelah kita mendarat, untuk penumpang yang harus segera berangkat ke Eropa harap menghubung petugas kami di Changi” selanjutnya “Karena penumpang ke Eropa sangat padat, maka jumlah tempat duduk yang kosong di beberapa pesawat lain sangat terbatas, diminta pengertiannya hanya penumpang yang harus segera berangkat saja yang diutamakan”  Selanjutnya “Kami sudah menghubungi semua pesawat yang ada connecting flight, dengan pesawat ini di Amsterdam. Semua menjadi tanggungjawab kami” dan “Bagi penumpang yang akan menunggu selama dua hari, kami sudah menyiapkan hotel … , di Singapore, breakfast, makan siang, makan malam, cuci baju sepasang sehari, semua ditanggung.” dan “seratus (100) dolar sehari/orang”. Bagi kita yang tidak buru-buru ke Eropa luar biasa senangnya, hotelnya bintang lima lagi.

Hal yang sama dilakukan oleh penerbangan lain, seperti UNITED Airlines (UA)perusahaan penebangan Amerika Serikat. sekitar tahun 1987, (lupa bulan dan tanggalnya) penerbangan dari Pittsburgh connecting flight di Chicago dan di Loss Angeles, terlambat dua jam di Pittsburgh karena masalah teknis juga, semuanya mereka atur seperti yang dilakukan KLM tadi, “connecting flight dan penginapan dll dll”.

Swiss Air, 1985, lupa juga bulan tahunnya, selalu memberitahu jadual keberangkatan ke calon penumpang tiap hari, di manapun berada, seminggu sebelumnya dengan telepon atau surat, dan memberi panduan pukul berapa dan naik apa paling baik dari lokasi kita ke bandara.

Singapore Airlines, baru 2 bulan kemarin, penerbangan Beijing-Jakarta, tunggu dua jam di Changi, sebelum melanjutkan ke Jakrata, awak daratnya menawarkan ke penumpang kalau mau berangkat lebih awal dengan pesawat lain (dengan SIA juga) dan semua bagasi dijamin sama-sama tiba dengan kita di Jakarta.

Contoh diatas, fokusnya adalah, betapa pelayanan itu dapat membahagiakan orang. Lalu?! bagaimana dengan GARUDA, “tempat duduk saja sudah di blok travel bereau”, dan ketika penumpang minta nomor kursi di counter check-in, tidak bakalan bisa!! selain daripada duduk dibelakang, namun, begitu pesawat mengudara “kursinya kosooong”.

________________

Bisik-bisik: Pantas dilarang datang dan mendarat di Eropa iya kan?

Written by Singal

February 3, 2008 at 5:26 pm

Pengelola Sukarno-Hatta, Jasa Marga, Pemda DKI dan Banjir

with one comment

Akibat Jakarta banjir, 1 Februari 2008, kabarnya, calon penumpang di bandara Sukarno-Hatta, menderita, menahan emosi, kelelahan, lapar dan sakit (hati), karena pelayanan jasa penebangan sangat buruk!!.  mereka tdk dapat makanan, harus cari sendiri, dan konon hanya dapat camilan karena makanan sudah habis. Daan tidak ada penjelasan jadual penerbangan dari pengelola bandara Sukarno-Hatta yang (mungkin) tidak berperasaan.

Yang lebih hebat, menurut beritanya, Lion Air berangkat meninggalkan penumpangnya tanpa peduli, padahal sudah jelas mereka  terlambat, pasti karena macet. Masa pihak Lion Air tidak tahu situasi, soalnya jumlahnya tidak tanggungtanggung, 51 (limapuluh satu orang) mahasiswi kebidanan Gorontalo. Mereka telat 5 (lima) menit, setelah berjuang 8 (delapan) jam perjalanan, dari Slipi ke Bandara. Saat ini katanya mereka terlantar.

Lain lagi Adam Air, calon penumpang tiba di depan counter check-in pkl. 7.15 pagi, dinyatakan terlambat untuk keberangkatan pkl 8.30, tiketnya pun hangus alias harus bayar lagi untuk tiket baru. Mereka akan dilaporkan ke Menteri Perhubungan oleh salah seorang pejabat Bandara, “kalau itu betul” katanya.

Pihak Jasa Marga dan Pemda DKI, seharusnya menyediakan angkutan paling tidak dapat membantu calon penumpang ke Bandara. dalam hal ini pun, kelihatannya Jasa Marga dan Pemda DKI juga (mungkin) tidak perduli.

____________

Bisik-bisik: Bicara soal pelayanan,  negeri ini selalu nomor satu. begitu maksudnya kan! iya kan?!

Written by Singal

February 3, 2008 at 3:00 pm

Desa dengan Citacita, Standar, Atap Bocor dan Oplah Buku

with 6 comments

Rajin ke sekolah, belajar baik-baik, hormati gurumu, sayangi teman, itulah beberapa semboyan,  jaman saya sekolah di sebuah desa, di negeri tercinta Indonesia. “Kamu harus lakukan itu, agar cita-cita mu yang tinggi tercapai” kata orangtuaku.

Kami belajar dengan kondisi sekolah yang relatif baik, buku gratis, guru yang sangat kami hormati sekaligus kami takuti, karena mereka juga melaksanakan hukum sekolah dengan konsisten. Kemudian, uang sekolah kami?! “beras seliter” tiap bulan, mungkin mereka dapat gaji juga sedikit dari pemerintah.

Standar Pendidikan?!  saya rasa, seluruh Indonesia standar pendidikannya sama, tidak perlu diragukan itu. Buktinya, sebagai orang kampung atau desa, saya dan teman saya orang desa lainnya tidak kalah dan dapat bersaing mengenai mata pelajaran dengan orang kota. Mengapa?! karena buku gratis tadi sama dimana-mana.

Sekarang, semboyan itu jarang terdengar, buku tidak ada atau orangtua murid tidak mampu membeli, kondisi sekolah rusak, atap bocor dan mereka diajari guru honorer, yang harus nyambi demi tambahan untuk asap dapur, karena gajinya setara dengan tiga keping krupuk saja, tulis harian Kompas 1 Februari 2008 kemarin.

Lalu standar dan cita-cita? “sulit dibayangkan!”. Namun, cita-cita Depdiknas dengan anggaran 2008 sekitar 50 Triliun, separohnya akan dipakai untuk wajib belajar 9 tahun, mudah mudahan bukunya gratis dan uangsekolahnya murah dan gaji gurunya naik.

Buku sekolah?! he..he..he.., saat ini, buku setiap tahun diganti, dan tampaknya sulit dikendalikan oleh pemerintah, atau mungkin disengaja dengan alasan mempertinggi mutu. Yang pasti!, “tiap tahun sang adik tidak bisa menggunakan buku bekas sang kakak”. Meski cukup mengherankan, isinya tidak jauh beda dengan tahun sebelumya. Ooo mungkin karena oplahnya besar maka harus diganti tiap tahun. Kasihan, mereka tidak seperti saya, menggunakan buku Om yang berjarak 10 tahun dengan saya.

Kelihatannya, Depdiknas perlu melihat kembali  pola kurikulum yang dulu, terutama pada SD dan SMP alias program 9 tahun. Misalnya, mata pelajaran Bahasa Indonesia, telah berisi semuanya, satra, tata bahasa, budi pekerti, panca sila, hubungan antar manusia, segala-galanya!!, yaitu menggunakan satu buku yaitu, “Buku BAHASAKU”, sehingga tas sekolah anak-anak tidak perlu gembung dan berat dan mahal lagi, ini salah satu contoh saja. Begitu juga buku lainnya, mudah-mudahan dapat dipakai bertahu-tahun, kalau ada perubahan,  ya,  dibuat suplemen saja. Jadi, harganya tidak mahal. Namun kalau Depdiknas memang senang cetak buku setiap tahun, apa boleh buat, yah kita mau bilang apa.

___________

Bisik-bisik: Depdiknas perlu menunjukan kinerjanya dengan perubahan kurikulum dan cetak buku mungkin itu maksudnya, iya kan?

Written by Singal

February 2, 2008 at 10:07 am