Singal’s Weblog

Just another WordPress.com weblog

Archive for July 2010

Menular, Terasa Hambar Sang Kaisar!

with 9 comments

Kuurungkan menegur sahabatku pagi itu, wajahnya lebih cemberut dari biasanya. Tiap pagi, tegur sapa selalu keluar dari mulutku “Selamat pagi!, apa kabar pak!?” meskipun saya tidak begitu peduli ada jawaban atau tidak. Dia duduk, lalu saya mendapat hadiah, bunyi benturan keras tutup buka laci dan buku dengan permukaan meja serta suara kecil gerutuan. Sudah terbiasa bagi saya menghadapi sahabatku yang satu ini. Tentu saja, saya selalu datang duluan karena saya tidak suka macet jalanan Jakarta. Sahabatku itu itu tersenyum hambar kearahku, menularkan senyuman hambar bibirku. “loe itu selalu nggrutu aje” kataku, lalu kami tenggelam dalam kesibukan masing-masing.

Tiba tiba sang kaisar manajer sipemalas tetapi sangat pintar, tidak berperasaan menurut kita, datang, memberi pengarahan yang sangat baik tentang kerja keras, penuh basa basi, kesuksesan perusahaan dan bagaimana harus mempertahankannya. Karena beliau kaisar maka kita menjawabnya “baik pak!” setelah dia pergi kita merasa hambar, atas nasehat yang sangat teoritis bagus masuk logika dan hebatlah pokoknya.

“Misteri kita tergantung bagaimana kita!” kataku pada seorang teman lainnya, meski saya tidak ingin menasehati orang itu, karena saya juga masih perlu dinasehati. “Coba bayangkan kalau kamu menyakiti orang, maka dalam hatinya akan bilang sialan orang ini, lalu dia bercerita sama temannya dan mengamini bahwa anda itu sialan”. Menurutku, sebuah misteri akan mengawang di angkasa seperti gelombang radio, alampun mendengar dan merasakannya, kemudian kita ketibaan sial, kebentur meja dan tersandung pada kerikil kecil. Terasa hambar juga nasehatku itu, karena mungkin teman ini tidak mengharapkan nasehat dariku, melainkan menginginkan mengamini perasaan ketidak sukaannya pada orang lain.

Maka misteri apa gerangan yang terjadi di negeri ini, harga-harga pada naik, sembako, listrik, tabung gas meledak, jalan macet, rusak tidak teratur, hutan gundul, lumpur lapindo, sementara orang terhormat, para kaisar dan para pakar yang makin banyak, menjelaskan mengapa dan apanya serta bagaimana menanggulanginya, dengan intonasi suara penuh perasaan, dilapis kehebatan dan kebanggan karena hidupnya memang sukses, dilihat dari kekuasaannya, bahkan dari baju yang dipakai. Mereka menjelaskan penuh himbauan, ilmu dan teori. Terasa hambar paling tidak menurutku.

Sangat kontras dengan temanku si wajah ceria, gaji kecil, pakaian sangat sangat sederhana, penuh dengan senyuman yang cerah, secerah wajahnya, menularkannya dengan sangat cepat, terbukti dengan kita otomatis menggerakkan bibir, tersenyum cerah juga, menggairahkan urat-urat halus mengalirkan darah, menyegarkan dan menyehatkan wajah kita, “hai..apa kabar?”, “baik..pak” betapa senangnya dan kita menyenanginya. Terasa manis.
_______________________________________
dar Bisik-bisik:Himbauan, teori..terasa hambar!

Written by Singal

July 31, 2010 at 11:24 am