Singal’s Weblog

Just another WordPress.com weblog

Surat pasampulu sadahon

leave a comment »

31 Desember 2018
Gereja HKBP Sabungan Siborong borong

Pukul 18.00 terdengar lonceng gereja, itu tanda sejam lagi kebaktian akan dimulai. Kami segera bergegas berjalan kaki menuju ke sana khawatir tidak kebagian tempat. Setiap Natal dan Tahun baru kebaktian gereja selalu membludak over capacity apalagi perantau sudah berdatangan.

Saya dengan polisi toba istri tercinta memilih duduk agak ditengah, masih setengah jam lagi, sudah mulai padat dan makin padat. 
“Pa jangan jangan kita salah, mungkin ini kebaktian remaja” kata istri tercinta, “inikan kebaktian umum” jawabku sambil melihat sekeliling, memang kebanyakan remaja.

Senang juga dan benar kebaktian umum, setelah bertanya kepada salah seorang remaja yang duduk di kursi depan kita. Istriku bilang “hebat juga remaja kampung kita ini”

Selamat Tahun Baru 1 Januari 2019

Mandok mauliate ma hamu tu Debata Jahowa, ai pardenggan basa do ibana, ai ro di salelenglelengna asi ni rohaNa, Ibana do napaluahon hita sian ragam ni parmaraan dohot mangalehon ragam ni pasu pasu dibagasan tano on.

#ima hata Parsuruon tu hita nankin, Selamat taon baru ma ate, dihita sude#

Written by Singal

February 5, 2019 at 3:14 pm

Surat Pasampuluhon

leave a comment »

31 Desember 2018, sore

Purik, Air Tajin
Jadi juga saya minum purik bahasa Batak atau air tajin bahasa Indonesia

Bahasa Batak, biar pas ceritanya.

Jadi purik on ma pasombu sihol hu, nasogot nunga naeng diparade namborungku namangurupi hami saleleng di hutantaon. “Annon botari ma namboru, asa tabo annon soarangku marende” ningku margait.

Alai nangpe songoni, agoi amang tabo ni purikon, nunga hutambai sira otik. Tombus huhilala lambok di aruaru, pas parmohopna mardalan di rambusan ni siubeonhu, hahaha, agoi amang, ooo Tuhanku denggan basam dohot asi ni rohaM di ahu, boi huinum purik lomo ni rohangku hatiha metmet dihatutuangkon.

#imajo ate hamu angka dongan na manjaha on, naeng marhobas tu gareja. Unggodang dihamu ate#

Written by Singal

February 5, 2019 at 3:06 pm

Surat pasiahon

leave a comment »

31Desember 2018.
Parbue Tungir tungir

Kami tinggal 5 keluarga beberapa adik saya sudah pulang untuk melaksanakan acara tahun baru dengan mertua masing masing. Juga beberapa anak ponakan sudah pada pulang karena untuk menyelesaikan pekerjaan kantor mereka.

Sepi, riuh rendah dan gelak tawa sudah berkurang frekuensinya, sangat terasa di dapur, kegiatan jauh berkurang.

Bahasa Batak dulu, agak susah bahasa Indonesia nya.

Asi ma roha ni Tuhanta pardenggan basai, tapuji ma goarNa. Sadarion borhat ma hita mamolus taon na buruk mandapothon taon na imbaru, asi ma rohaNa dipatulus sangkapta Amen.

Loja do ahu mangalului hapundung, dang dapot. Alai adong do tungir tungir songon na di gombaran na di toru on. 
Tong mai, mulak dakdanak iba asa tamba poso ninna roha, alai holan hata do i, angka dongan.

Hira sude do dakdanak marlomo ni roha tu parbue on.
Najoloi molo jumpa bulan Desember, tung mansai godang do parbue sian hau tombak, hapundung, laccat, tungir tungir, sihim dohot tarutung, lan dope tahe na so huingot do goarna.

Alai molo tungir tungir on antar saganjang ni taon sai antar adong do dapot di onan, jadi tingki masa martumba angka anak singkola, molo dilehon guru on, soi nama tabona, ai dohot do iba panonton angka baoa dapotan.

Jadi mansai godang do guna ni namulakon, gabe torus iba mangalului angka sipanganon hatiha metmet.

Nunga hupangan gulamo, tarutung sian Pakkat dohot sian Pahae. Sadarion tungir tungir, annon botari minum purik, nunga hudok tu namboru namangurupi hami saleleng di son, nunga rade boras na rara.

#imajo, songon na paganjanghu, hape godang dope nian sisuraton, asa unang namatua paling palingon iba, atehe#

Written by Singal

February 5, 2019 at 3:00 pm

Surat paualuhon

leave a comment »

30 Desember 2018
Pulang dari Siantar

Hampir pukul 21.00, saya dengan polisi toba istri tercinta, tiba di rumah, kamp pengungsian. Segera saya menyalakan perapian menghangatkan tubuh, minum kopi pahit kental kesukaanku.

Lumayan capek, jalan bergelombang kadang kadang berlubang, mengakibatkan tubuh berguncang guncang sepanjang perjalanan. Mungkin malam ini adalah puncak mudik, macet sejak memasuki kota Porsea sampai ke Siborong borong.

Tiga hari lalu di perapian ini, saya ngobrol dengan adik bungsuku dan abangnya hmmm….merekalah yang saya minta untuk memutuskan hasil pembicaraan atau pleno keluarga, setelah semua kami telah mengemukakan usul dan rencana kedepan, terutama usul dari inanta soripada, isteri masing masing yang kami hormati dan kasihi, yang melahirkan the next generation keluarga ini.

Saya sebagai anak sulung meminta adik bungsuku ini untuk memutuskan rencana inti keluarga.
“kami abang dan kakakmu mendapat semuanya ketika ayah ibu masih muda dan kuat, kamu mendapat sisa sisa ketika ayah dan ibu sudah tua dan lemah, tetapi kebijakannya ada pada kamu, maka putuskanlah yang terbaik untuk kita” lalu kami setuju atas keputusannya.

#imajo, loja dagingon puang, nunga marmulakan sada sada martaon baru dohot simatuana be#

Written by Singal

February 5, 2019 at 2:54 pm

Surat papituhon

leave a comment »

30 Desember 2018
Ke Siantar

Jalan berliku liku dipinggir bukit antara Siborongborng-Balige dan Parapat-Siantar yang kami lalui lagi lagi mengingatkan saya akan burung burung terutama tekukur. Saya berharap mereka sedang hinggap lalu terbang setelah motor bis atau kendaraan lewat.

“Sudah punahkah mereka?” pikirku, hmmm tentu tidak, di belakang rumah saya di Cinere mereka banyak hinggap di pohon atau bubungan rumah “krukkuk kuuk”, burung ambaroba atau cucakrawa?, eccet burung kecil dan burung gereja, mereka girang terbang bebas bersiul bahkan membangunkan saya tiap pagi.

Mungkin tempat mereka sudah tidak nyaman lagi di kampungku yang tercinta ini, lalu mereka pindah, gue sedih banget tidak ada lagi yang menanam pohon buah buahan bibit unggul yang enak dan manis melalui kotorannya. Tidak ada lagi yang memakan ulat hama bunga pohon buah buahan itu.

#imajo, margalumbang dalan on, TPL do ra mambaen on dohot maegai inganan ni pidong i#

Written by Singal

February 5, 2019 at 2:48 pm

Surat paonomhon

leave a comment »

Minggu, 30 Desember 2018

Kudengar lonceng gereja, persis pukul 6.00 pagi. tadi saya sudah bangun pukul 4.00, menyalakan api di tataring tempat masak sekaligus perapian untuk menghangatkan tubuhku, seorang adik saya memasak lauk untuk makan pagi ini, dia memang jago masak punya restoran dan catering di Bandung.

Tadi malam riuh rendah bernyani nyani terdengar di ruang tengah kamp pengungsian ini, sementara saya duduk dekat tataring perapian menghangatkan tubuhku, sambil membakar ikan asin gulamo. “Amangtua, itu si Tigor sedang menari” kata seorang keponakanku lalu saya mengikutinya ke ruang tengah.

Hmm senang bangat rasanya terutama melihat kebersamaan anak anak dan cucu kami, Tigor cucuku yang paling kecil tetapi dia yang sulung sesuai dengan adat sukuku Batak.
“Tidak boleh bernyanyi makan anjing yang viral itu. Dahulu leluhurmu dikawal oleh anjing, ke kebun di lereng bukit, di rumah dan kemana pun, dia mendahului kita dalam perjalanan ke kebun. Dia memastikan jalan yang kita lewati dalam keadaan aman” kataku kepada mereka semua.
Hahaha, mereka tetap senang berkumpul bernyanyi.

Hari ini, Tigor dan ayah ibunya pulang ke Jakarta. Saya dan polisi toba istri tercinta ke Siantar mengunjungi mertuaku.

Acara puncak kami adalah pada hari Natal, untuk tahun baru ke mertua masing masing, waktu atau hari diantaranya bersama sama mengunjungi tulang, bona tulang dan amangboru dan gereja gereja dimana kami pernah menjadi jemaatnya.

#imajo, hari ini, saya dengan polisi toba istri tercinta mengunjungi mertuaku. Kuserahkan semua ini kepadaMu Tuhanku. Amen#

Written by Singal

February 5, 2019 at 2:46 pm

Surat palimahon

leave a comment »

29 Desember 2018, berkujung ke gereja masa kecil sampai remaja di Hutabarat Partalitoruan, Tarutung

Kemarin, “sudah berubah gedung gereja ini” kata adikku sambil turun dari mobil begitu adikku yang satu lagi memarkirkannya dengan baik. “sudah lama” jawabku singkat.

“bu, kami mau bertemu pendeta, apakah beliau ada?”, tanya kami kepada seorang ibu, rumahnya dekat gereja.
“tidak ada sekarang, tetapi bibelfrow ada di rumahnya di belakang”, menunjuk ke arah belakang gereja.

Kaget juga ibu bibelfrow melihat kami bertiga suami istri, karena tidak mengenal dan belum pernah melihat kami sebelumnya. Hmmm kami ngobrol dengan akrab begitu menjelaskan “kami rindu sama gereja ini, waktu kecil sampai remaja kami disini”

Hari ini, 29 Desember 2018, pesta adat di Balige, busyet deh, acara adatnya lama banget, susah neranginnya penuh acara manortor atau tarian adat, berangkat pagi pulang malam.

Tiba di rumah, saya memanggang gulamo ikan asin khas sumatera utara, harumnya bukan main menyebar sampai rumah tetangga. Salah satu ikan pavoritku, dengan ikan ini saya bisa melahap tiga piring nasi, apalagi kampung kami hawanya dingin. Hahaha.

#itulah dulu, gue capek nih#

Written by Singal

February 5, 2019 at 2:32 pm

Surat paopathon

leave a comment »

29 Desember 2018, Ziarah
Ini tanah leluhurmu. makamku pun di sini.

Kemarin,

“Ini tanah leluhurmu, ini makamnya, ingat itu” suara hatiku memandang cucuku di tano parbandaan tanah makam ayah ibuku, “kau paling sulung cucuku, doa nenek buyutmu memberi ulos mangiring”

“Tanah memberi kita kehidupan, kita tidak boleh menjual tanah nenek moyang, sebaik kamu jual itu, berarti kamu menjual hidupmu” kata ayah ibuku kepada kami 12 kakak beradik, semasa hidupnya.
Itu juga nasehat untukmu, untuk kalian semua the next generation.

Ini kami di kampung, merayakan Natal. 12 keluarga dan 4 keluarga menantu dan cucu dalam satu rumah seperti di pengungsian, semua di rumah iini, makan dan sebagainya.

Hmmm, saya sebagai anak sulung selalu menyendiri, tidak boleh ngobrol dengan istri adik adikku, adat dan tradisi sukuku Batak. Lalu saya bahagia dan senang mendengar riuh rendah dan gelak tawa mereka dari jauh.

Ampuni kami Tuhan, Amen.

#imajo, naeng tu pesta hami, hula hula anak manjae#

Written by Singal

February 5, 2019 at 2:22 pm

Surat patoluhon, Ulos Mangiring

leave a comment »

28 Desember, Hari kedua, lanjutan

Kemarin, suatu tempat tepian Dana Toba.

“Kami pulang nantulang!, sudah sore, kami sungguh senang dan beruntung mendengar cerita dan nasehatmu” kataku, beliau mengerti agar kami tidak kemalaman dijalan. mendaki bukit terjal dalam perjalanan pulang ke Siborong borong.

Beliau menatapku “tunggu sebentar” katanya, lalu berdiri tertatih tatih berjalan masuk ke kamarnya, agak lama lalu keluar membawa “ulos mangiring”, diberikan kepada cicitnya.

Sesuai adat atau tradisi sukuku Batak, ulos ini diberikan kepada seorang anak pertama sebagai simbol agar si anak kelak dapat membimbing adik adiknya, mempunyai corak yang saling beriringan, melambangkan kesuburan, kesehatan dan kebahagiaan.

Kerafian lokal, hmmm..saya sungguh terharu, senang terutama kepada nantulangku ini, sudah uzur 88 tahun, beliau memelihara adat itu dengan hati tulus dan sangat dekat dengan Tuhan.

https://web.facebook.com/singal.sihombing01/videos/10214586756599000/

#imajo, gue terharu nih, liat nantulangku yang tua dan tulus, semua masih jernih mata pendengaran dan hati#

Written by Singal

January 19, 2019 at 9:54 am

Ari paduahon, Surat paduahon. Hari Kedua

leave a comment »

28 Desember 2018,

Kemarin, “Kulihat ibumu” itulah bisikan pertama yang kudengar ketika berpelukan dari kedua nantulangku ini, yang satu tinggal di suatu tempat tepian danau toba dan satu lagi tinggal di Tarutung lembah Silindung. Mereka sudah uzur, tua banget tetapi ingatan dan tutur kata masih jernih dan mengingat kami satu per satu begitu menyebut nama masing masing.

Tadi siang kami mengunjungi amangnoru di Lintongnihuta isterinya adik perempuan ayahku sudah lama tiada, sudah lama pergi ke sisi Tuhanku.

Saya mengerti banget, melihat wajahnya hampir menangis begitu kami letakkan ikan arsik ke hadapannya, lalu saya menyatakan “ini ikan kami bawa, ikan yang selalu beriringan bermata jernih. doa kami kepada Tuhan, semua turunan anak cucumu dan amangboru selalu beriringan melihat dan merasakan semua yang baik di dunia fana ini”. Kuusap punggungya “kami tidak memberitahukan kedatangan kami,, amangboru!” kataku, tetapi beliau masih terpaku, hmmm batak tulen beliau memikirkan seharusnya menyiapkannya balasannya. Lalu kami ngobrol senang, tambah sehat amangboru!.

#itulah dulu, sering low bat, gue masih jalan terus mengunjungi gereja gereja dimana saya dan nenek moyang menjadi jemaatny#

Written by Singal

January 12, 2019 at 2:41 pm