Singal’s Weblog

Just another WordPress.com weblog

Subsidi Minyak, Gas, Beras dan Pemerintah

with 3 comments

Banyak benar subsidi di negeriku tercinta ini.  Dari sudut pandangku, hal ini menandakan pemerintah negeriku sangat kaya, namun rakyatnya sangat miskin. Tegasnya, pemerintah memberi subsidi minyak, beras, gas, dan lain-lain kepada rakyat!.

Kaya! dan baik benar, pemerintah negeri ini!. Hitung-hitung, subsidi seperti ini, sudah dilakukan sejak dulu, diumumkan pula tiap tahun. Tetapi rakyat tetap saja kesulitan membelinya, bahkan barang tersebut, sering hilang dari pasar. Entah dengan cara apa, barang itu bahkan sudah tertumpuk, di gudang orang tak bertanggung jawab, seperti ditulis di koran dan diwartakan di TV. Akibatnya, sudah dapat ditebak, rakyat membeli barang itu dengan harga lebih tinggi dari harga bukan subsidi.

Kalau dibandingkan dengan sayur, buah buahan dan beras milik petani, di jual dengan harga murah, mereka tidak menyebutnya “Petani memberi subsidi” kepada masyarakat. Tidak ada kata untuk itu, selain dari sedang panen, maka harga turun, titik.

Menurutku, seharusnya, pemerintah tidak perlulah mengumumkan subsidi yang diberikan, biarlah hal itu otomatis. Atau, melihat kenyataan di pasar, pemerintah seyoganya, tidak perlu memberi subsidi, karena menjadi permainan orang tertentu, toh rakyat membeli dengan harga tinggi juga.

___________

dari Bisik-bisik: Orang tertentu itu perlu juga didukung untuk…?!, begitu kali maksudnya, iya kan?!

Written by Singal

February 24, 2008 at 3:01 pm

3 Responses

Subscribe to comments with RSS.

  1. ‘subsidi’ sekarang sudah berubah makna….
    ‘subsidi’ yang dulu, untuk kita semua…
    ‘subsidi’ yang sekarang, untuk KITA saja…

    mengapa kita dan KITA tidak sama?
    karena kita hanya untuk ‘judul subsidi’ untuk KITA…

    Memang keahlian KITA adalah membuat ‘judul’…itukan yang duimaksud?
    _____________
    dari Bisik-bisik: memang kita yang rugi dan menderita, kemudian KITA yang untung dan KITA mematikan perasaan, iya kan?

    ASE2

    March 3, 2008 at 2:13 pm

  2. Subsidi…? hmm..hmm
    Aneh juga ya…”Kita” yang punya sumur minyak bumi..kok kita g beli murah…malah di subsidi plus di batas pake smartcard…
    “Kita” di sini siapa ya?
    Rakyat atao….
    Pusing…..juga nih…
    _____________
    dari Bisik-bisik: Smartcard bisa salah alamat begitu maksudnya kan?

    ibing

    March 6, 2008 at 3:39 pm

  3. Saya hargai tulisan Bapak di web ini, sungguh dari lubuk hati yang sangat cinta rakyat.

    Memang, pintarnya pemerintah sekarang tidak ada malu mengumbar Indonesia yang kaya dengan “kemiskinan”, ada raskin, rakyat pra sejahtera, askeskin dan angka rakyat miskin makin menjulang tinggi, lalu mempolitiser dengan berbagai kebijakan “subsidi” termasuk subsidi minyak; menciptakan pola pemerintahan “Government is the king”. Pemerintah jadi raja, rakyat jadi tukang minta-minta (pengemis) di segala bidang. Sekarang telah terjadi pengelompokan dalam negara, yaitu: 1. Pemerintah, 2 Masyarakat Bisnis dan Wakil Rakyat, dan 3. Rakyat kecil. Pemerintah dewasa ini hanya memperhatikan negara dengan ukuran partnernya kelompok dua sedang kelompok tiga terabaikan paling banter hanya sebagai alat politik da;am Pilpres dan Pilkada.

    Beginilah bila pemerintah dan wakil rakyat termasuk keluarga dan kroni-kroninya kebanyakan pengusaha, merupakan stereo type pemerintahan orde baru, sehingga orientasi pelayanan sekarang menjadi “dari rakyat untuk pemerintah, bukan dari pemerintah untuk rakyat” Sebentar lagi negara tercinta ini dan bagian-bagiannya akan terjual demi bisnis pribadi mereka dengan mengatasnamakan pemerintah. Kasus yang segar nyata dalam hal ini ialah Kasus Lumpur Lapindo (Jangan sebut Lumpur Sidoarjo, tetaplah dengan Lapindo)

    Kalau boleh bisikin:
    1. Hilangkan kata-kata miskin di negara ini, istilah “negara miskin” saja kita tidak terima, kita tolak, diganti dengan “negara sedang berkembang”

    2. Jangan ada pejabat pemerintah dan wakil rakyat dan keluarga dekatnya yang jadi pengusaha. Mereka sangat begitu sempurna sekali bangat difasilitasi dengan anggaran APBN/APBD yang sangat tinggi ditambah dengan hasil tambahan otomatis resmi atau tidak dari proyek-proyek yang ditangani.

    3. Bila menaikkan harga minyak (bbm) dahulukanlah menaikkan daya beli rakyat kecil, petani, nelayan, pengusaha kecil, dengan membayar lebih tinggi hasil produk asli rakyat kecil (bukan hasil produk rakyat negara asing yang diimport), menaikkan gaji dan upah PNS dan karyawan/buruh, mengarah sama dengan gaji dan pendapatan pegawai PT Pertamina, Depkeu dan Perusahaan Besar Negara dan Swasta, dengan ukuran yang pasti, jangan pernah lagi sebaliknya menaikkan harga bbm tanpa terkait dengan daya beli rakyat kecil.

    Salam NKRI, merdeka!
    ______________
    dari Bisik-bisik: Subsidi harus diganti dengan menaikkan daya beli masyarakat. Pemerintah lebih dekat ke masyarakat, begitu kan?!. Kenyataannya, pemerintah makin jauh kalau dilihat dari jalan-jalan umum, soalnya lobangnya makin dalam. he he he iya kan?!

    Todung Lumbantoruan

    March 10, 2008 at 2:38 pm


Leave a reply to ASE2 Cancel reply