Kesan!
Entah mengapa, pagi itu di kantor, seorang teman menghampiri meja saya, bibirnya dimonyongkan dan nyorocos “Coba bayangkan bang!, anak SD bukunya sangat banyak, belum ekstra kurikulernya. SMP dan SMA sama saja. Akhirnya, lihat saja hasilnya!, setelah mahasiswa mereka lebih banyak mengkhayal dan negative thinking, tawuran, berantam, tidak punya empaty. Anak sekarang dijejali dengan mata pelajaran, padahal belajar itu kan, harus disesuaikan dengan umurnya!!, mereka di karbit!!!”, lanjutnya.
“Bah..!, ada apa ini, duduk..duduk, duduk dulu pak!,….itu tandanya mereka lebih pintar dari kita, mereka lebih maju, mereka pokoknya mengikuti jaman….agar tidak disebut ketinggalan jaman”, kata saya.
“Gila kau bang!, tidak ketinggalan jaman abang bilang?, mereka mengancurkan sekolahnya, tawuran, memukuli temannya juga,….kalau mau berantam satu lawan satu, begitu kan?!” dahinya di kernyitkan, dan kedua belah telapak tangannya dibuka dan digoyang-goyangkannya naik turun, didepan perutnya, memang temanku orang jawa yang satu ini suka ceplas ceplos.
Deringan telepon di atas mejaku mengundurkan dia balik ke ruangannya, saya angkat gagangnya “halo..selamat pagi”.
“pagi pak…” bunyi suara dari ujung telepon, saya tahu siapa dia, dan kali ini saya yang nyorocos, “Apa kabar..ok..ok..gimana resume rapatnya..sudah dikirim ke direksi?! (Board of Director)”
“sudah, sudah! sudah dikirim…hahaha…tidak ada response….tak ada disposisi balik, ibarat menjatuhkan batu kedalam lubuk, ikannya pun ogah muncul, bahkan batunya jadi mainan… mereka ga peduli…hahaha, jaman ini…”
“ok..lah..kalo gitu, loe ngapain hari ini…”
“mo..baca baca dulu, ok ya..klik..”
Tiba-tiba, temanku yang lain muncul, temanku yang satu ini, suka mengkritik tetapi tidak tahan terhadap kritik, “selamat pagi pak!”
“pagi pak..” kutatap dia, “krah bajumu tolong dibetulin pak…”, “ah…itu kusengaja biarin saja” tetapi sambil dibetulkan dan dirapihkannya, “terimakasih!, dasar loe itu suka mengkritik orang..” katanya sambil tertawa. “bah!..”.
Tidak terhitung kesan, yang kita tanam dan petik setiap hari, dari setiap kejadian, dari setiap pertemuan dan dari setiap dialog, juga dari isi dialog itu sendiri. Namun, tidak bisa dipungkiri, sering kesan yang telah tertanam (entah mengapa) dalam pikiran kita ternyata bertolak belakang, terbukti setelah kita bertemu dan bergaul lama secara langsung dengan seseorang atau sebuah kelompok.
Saat ini, amat banyak kesan yang tertanam, terhadap berita sosial di media massa, seperti demonstrasi mahasiswa dan buruh, penggusuran rumah dan pedagang kaki lima, penghentian truk yang membawa pupuk bersubsidi oleh petani, penanaman sejuta pohon, jalan macet (termasuk jalan tol), semrawut, perubahan jam masuk sekolah di Jakarta, rupiah merosot, angin puting beliung, banjir, caleg dan omongkosong. Kesan itu terserah anda.
_________________________________
dari Bisik-bisik: Kesan interviwer terhadap kita, dapat dipakai pemilik perusahaan, pemimpin dan orang lain jika berhubungan dengan kita, dan harapannya semoga kesan itu positif, iya kan?
betul bang, banyak kesan
yang muncul akhir2 ini
ada kesan yg positif
tp lbh bnyk lg yang negatif
semoga kita bs memetik pelajaran
dan membuat hidup kita
lbh bermartabat dari semua kesan2 itu
thanks…mauliate, horas, njuah-njuah
_________________________
dari Bisik-bisik: iya bang Mikekono!, horas, njuah-njuah!, semoga yang positif muncul lebih banyak, uang sekolah (banjir, hutan gundul, tabrakan, macet dll) sudah sangat banyak kita keluarkan atas pelajaran itu, iya kan?!, tetapi…, keledai yang terjerembab duakali pada lubang yang sama, hanya di negeri ini, iya kan bang?!
mikekono
November 29, 2008 at 5:09 pm
Kesan kita terhadap seseorang atau suatu peristiwa barangkali banyak dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan kita, pengalaman yang pernah kita peroleh, serta konsep berpikir kita terhadap sesuatu. Bahwa kesan yang kita tangkap pertama kali bisa salah, tentu saja karena ‘data’ yang kita peroleh pada kesan pertama tersebut belum cukup banyak untuk menarik ‘kesimpulan’ yang benar.
Salam,
___________________________
dari Bisik-bisik: iya mbak Tutinonka!, setuju mbak, maka berlaku “pikir itu pelita hati”, iya kan? semoga penguasa negeri kita juga, selalu mengumpul data (dan benar), sebelum memberi kesimpulan dan memberi pernyataan, sehingga kesan kita jadi positif dan tentu menambah semangat. Salam juga mbak.
tutinonka
November 29, 2008 at 11:54 pm
Kesan saya adalah semakin membingungkan… Pejabat Indonesia membuat keputusan tanpa perhitungan, mau dikemanakan Bangsa ini… ?!
Terkesan dengan tulisan Anda… Horas.
_________________________
dari Bisik-bisik: iya Lae Michael Siregar!, semoga mereka berhitung, iya kan?! dan menggunakan rumus dan data yang benar..hehehe, horas Lae!
michaelsiregar
November 30, 2008 at 5:22 am
Setiap kali mengikuti perkembangan berita di tanah air hanya perasaan sedih dan prihatin yang muncul dibenak saya. Jujur sebenarnya rasa cinta tanah air ini sudah tertanam dalam-dalam dihati ini. Tetapi jika mengingat kondisi kehidupan disana dan pemerintah-nya dan juga segala korupsinya membuat saya merasa putus asa, kapan Indonesia bakal makmur.. 😦 Semoga ini hanya perasaan dan pendapat saya pribadi. Sukses selalu untuk Ito. Thanks
__________________________
dari Bisik-bisik: iya Ito Yulis!, Kesan yang muncul dari perasaan dan mata hati, juga sering benar, meski tanpa bukti, karena sudah dirasakan, iya kan?!.
yulism
November 30, 2008 at 6:59 am
Bahkan dari kejadian yg ‘negatif’ kita hrs berpikir positif spy kesan yg kita dapat positif. Dari kejadian negatif kita hrs bilang thdp diri kita, “Pelajaran apa yg bisa kupetik dari kejadian itu?, Hikmah apa yg tersedia untukku?”. Itu mnrt Marci Shimoff Lae! dalam bukunya Bahagia Lahir Batin. Horas.
_______________________________
dari Bisik-bisik:iya lae Eston Hasian!, iya selalu ada sisi positif, ibarat hitam putih, baik jahat, rendah hati dan sombong, iya kan? maka terserah kita!, dan we have to do something for making postive side bigger and bigger, begitukan lae.
Eston Hasian
November 30, 2008 at 7:17 pm
acara di media massa yang menimbulkan inspirasi seharusnya diperbanyak, contoh acara KickAndy (baru aja tadi sore nonton episode tentang orang2 penjaga hutan), acara2 ini bisa menimbulkan kesan baik untuk negeri ini bahwa sebetulnya perilaku orang di negeri ini masih ada yang positif
acara positif juga bisa menurunkan perilaku mengutuk dan mencerca dari pemirsa untuk suatu peristiwa atau kelompok orang-orang tertentu
____________________________________
dari Bisik-bisik: iya Mas Aditya!, setuju, semoga media massa selalu memberitakan hal-hal positif agar menular kepada pembaca dan pemirsa, iya kan?!
aditya
November 30, 2008 at 7:17 pm
Apa kita ga terlalu muluk selalu mengharapkan kesan yang baik tentang diri kita>
___________________________________
dari Bisik-bisik:iya Mas Petak!, kadang kita terlalu egois, maka kita harus bercermin, iya kan?!
petak
December 1, 2008 at 12:45 am
baca juga kesan tentang kopdar kemaren di blog saya dan bloggersumut.net ya pak
_____________________________________
dari Bisik-bisik: iya bang Realylife!, saya pasti berkunjung, saya tidak bisa datang pada acara itu, namun saya yakin semuanya lancar-lancar saja, menuju kemajuan SUMUT, iya kan?!
realylife
December 1, 2008 at 3:48 am
jangan percaya pada kata hati ketika kita baru tahu dari kesan pertama yang mungkin tak cukup data….
Tapi saat ini kesan sering di ada adakan agar kepentingannya tercapai…..so…artinya banyak basa basi ya…
__________________________________
dari Bisik-bisik: iya mbak Dyah Suminar!, seperti iklan di Televisi dan Suratkabar, iya kan? Semoga mereka langsung terjun ke masyarakat, mungkin kesannya berbeda. Barack Obama melakukan itu.
dyahsuminar
December 1, 2008 at 12:52 pm
*Pertemuan pertama memberikanku kesan,kami hanya manusia yangkebetulan bertemu dan hanya bisa melihat sekilas.
*Pertemuan kedua,mulai saling menganggukan kepala dan tersenyum
pertemuan ketiga,sudah mulai say “Hai”, “hallo”,”Apa kabar?”
*Pertemuan keempat sudah mulai bicara
*Pertemuan kelima sudah mulai cerita dan curhat (sudah agak dalam nih…)
jadi,semua perlu waktu… WAKTU ,INSTING KITA DAN SIKAP/PERBUATANLAH YANG DITUNJUKKAN ORANG ITU,yang memberitahu kita tentang penilaian kita tentang seseorang…walaupun yang kita lihat belum tentu seratus persen sifat asli orang itu.
Sekarang unjuk rasa dimana-mana,dalam keadaan susah makin diperparah dan ditambah pemandangan yang tidak sehat.
Knapa ngak dibuka FORUm,semua duduk,berbicara dengan kepala dingin membahas masalah,bukan dengan tawuran dan lain-lain,malah memperparah masalah.
Katanya orang-orang berpendidikan,tapi cara membahas masalah malah tidak menunjukkan bahwa mereka terdidik!
Coba,dunia nyata seperti diblog…adem..bisa diskusi,saling berbagi,pedulu…semua seperti saudara dan merasa dekat walau tinggal diberbagai belahan dunia.
___________________________
dari Bisik-bisik:iya mbak Kweklina!, semoga mereka lebih sabar dalam bertindak dan bermartabat menunjukkan hasil yang mereka petik dari pendidikan sekolah tinggi, atau perguruan tinggi , menjadi kebanggaan orangtua, saudara dan masyarakat, iya kan?. Betul, meski kita tidak (belum) pernah bertemu, tetapi bisa berdiskusi seperti saudara.
kweklina
December 2, 2008 at 8:41 pm
Memang sulit ya Bang, hidup dizaman dimana kesan dikomersialisasikan. Impresi jadi barang jualan. Dalam kaitannya dengan interviewer, jadi ingat masa – masa mencari pekerjaan. Upaya keras membangun imaji ‘kompeten’ waktu diwawancara, rasanya gagal total ketika salah memberikan jawaban akibat terlalu tegang atau khawatir!
__________________________
dari Bisik-bisik:iya mbak Nadin!, semua dikomersialkan, pelakunya mulai dari kalangan bawah hingga kalangan tertinggi, mulai membelokkan kendaraan hingga segala macam ijin, semuanya “ogah …ah”, ….. iya kan?. Interviewer yang baik, tidak akan menggagalkan orang karena tegang dan khawatir, tetapi perasaan kita yang diinterview merasakannya, hehehe.
nadin
December 3, 2008 at 2:12 am
Kesan yang kita dapat dari kondisi masyarakat di sekitar kita membuat diri kita merasa aneh, apakah ini menandakan kita sudah tua dan dinamika masyarakat disekitar kita adalah generasi anak anak kita mungkin sudah tidak sama dengan zaman kita dahulu.
____________________________
dari Bisik-bisik:iya pak Indra Tjahja!, mungkin iya, pak!, evolusi peradaban bergerak terus memburu sang waktu, iya kan?!
indra tjahja
December 3, 2008 at 7:02 am
Kesan, baik, buruk, semua masuk ke pikiran. Yang penting apa yang kemudian keluar dari semua kesan itu, dan apa dampaknya bagi orang lain, apakah berkesan atau tidak….
bah,..
________________________________
dari Bisik-bisik: iya bang Togar Silaban!, kesan menjadi indeks, iya kan?! maka kesan itu bergerak dinamis, sehingga
seharusnyaia berubah.togarsilaban
December 3, 2008 at 4:15 pm
mau mengundang lagi liat bloggersumut.net
ada postingan bagus soal tindakan nyata bloggersumut
mampir ya pak
___________________________
dari Bisik-bisik: iya pak Reallylife!, kesan yang baik, iya kan?!
Reallylife
December 4, 2008 at 6:16 am
kesan, kadang kontras antara kover dan isi 😀
awalnya ketemu, “nih orang keknya jutek deh!”,eh sekalinya kenal, “anjir..orangnya rame boo…”
beuh…hehe..tapi first impression penting juga sie 😀
_______________________________
dari Bisik-bisik: iya mbak Namada!, first instinct is the beginning, bahkan sebelum ngobrol, kadang ada magnitnya (
rasanya iya), tetapi pengalaman setelah bertemu, ngobrol dan bergaul pasti memberi data yang lebih banyak, iya kan?!namada
December 4, 2008 at 8:42 am
Persepsi dari sebuah interview memang memunculkan image buat siapapun….syukur2 apapun yang di bahas dalam obrolan/interview nya dampaknya cukup positif. bukan omdo sana sini…
____________________________________
dari Bisik-bisik:iya kang Dekry!, iya semoga interviewernya, kompeten (objective), hehehe…., iya kan? maka kesannya pasti positif.
dekry
December 4, 2008 at 3:58 pm
entah ini kesan atau apa
yang jelas saya sedang masygul dengan lapindo
_____________________________________
dari Bisik-bisik: iya Mascayo!, kesan…..campur aduk *& #^*..#&!** puiingg!….hiyaaatt, iya kan?!
mascayo
December 5, 2008 at 1:17 am
Memang anak-anak jaman sekarang lebih banyak menganus sistem kekerasan.
Seharusnya ada meta kuliah moral dan akhlak untuk anak-anak SD, SMP dan SMA. Selain itu ada pelajaran yang mengajarkan tentang berbuat baik, ramah dan memaafkan kesalahaan orang lain.
Selain itu pemerintah seharusnya menggratiskan pendidikan SD, SMP dan SMA. Jadi para orangtua bisa melihat anak2nya mempunyai pendidikan yang layak dan orangtua bisa fokus ke hal-hal pencarian nafkah untuk makan sehari2 dan hal-hal lain diluar pendidikan.
____________________________
dari Bisik-bisik: iya pak Irfan!, Anak sekolah sekarang ini dijejali buku, mereka bisa menjadi sangat pintar, tetapi bisa seperti seperti mesin tidak berperasaan, iya kan?!. Betul, seharusnya sekolah SD, SMP dan SMA (kelas 1 sd kelas 12) gratis. Semua anak Indonesia berhak untuk mengecap pendidikan. begitu maksudnya kan?
tulisan irfan
December 6, 2008 at 1:23 pm
Justru itulah maka ada pelatihan bagaimana agar memberi kesan baik, karena sering ada kesan pertama yang sangat masuk dibenak orang lain saat kita berhubungan.
Dan kesan ini sangat dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan kita, asuhan orangtua, lingkungan pergaulan dsb nya. Jika sejak kecil kita dididik berpikir positif, dalam kondisi apapun, kita selalu melihat ada secercah harapan…..betapapun kesulitan yang menimpa diri kita maupun lingkungan kita.
Media juga ikut mempengaruhi kesan ini, justru disitulah letak tanggung jawab media, untuk tak sekedar menyiarkan berita namun juga melihat dampaknya bagi masyarakat, terutama yang heterogen seperti di Indonesia ini.
__________________________
dari Bisik-bisik: iya mbak Edratna!, pelatihan kesan positif harus ditanamkan sejak kecil, kalau tidak..pasti kesulitan pada masa dewasanya, oleh karena itu peran orangtua, sekolah dan lingkungan sangat perlu secara terpadu. dimulai dari rumah barang tentu (under our control), iya kan?. Menurutku, media massa saat ini tampaknya lebih suka berjualan.
edratna
December 6, 2008 at 1:33 pm
betul itu pak
_________________________________
dari Bisik-bisik: iya bang Realylife!, positif iya kan?!
realylife
December 7, 2008 at 8:19 am
Menurut saya yang paling berpengaruh adalah media TV sebetulnya. Memang kita ini di’karbit’ untuk lebih cepat pintar. Hmm.. Seharusnya tidak seperti ini karena pasti ada efek sampingnya.
_____________________
dari Bisik-bisik: iya Rian Xavier! media massa harus memberi contoh, iya kan?. Semoga Departemen pendidikan mengkaji ulang program pendidikannya, agar anak sekolah tidak kehilangan masa kecilnya, dan mereka tumbuh sesuai dengan umurnya.
Rian Xavier
December 11, 2008 at 10:36 am
Kesan itu juga bisa dibentuk oleh sesuatu dengan tujuan tertentu (positif ato negatif), betul ga pa Singal?
Misalnya, seseorang secara terus menerus diberitakan bersalah oleh media massa. Akhirnya kita ikut-ikutan menyalahkan. Padahal yang bersangkutan belum tentu bersalah…
Atau yang lain. Iklan yang gencar di televisi menyatakan bahwa seseorang yang diklankan itu adalah sosok yang bisa menjadi pemimpin yang tepat dan solusi bagi bangsa. Bisa saja sebagian dari kita terpengaruh dan punya kesan yang sesuai dgn harapan pengiklan. Akhirnya menurut survei, popularitasnya beranjak naik …
Kesan dimanakah kau berada ….
Rindu aku ingin jumpa …
___________________________
dari Bisik-bisik: iya pak Adji Wigjoteruna! betul pak, dan akhirnya orang kaya yang berkuasa, karena mereka mampu membayar iklan, iya kan pak?! Orang kaya di penjarapun, kabarnya
hidupnya enaktenang.saya di Jakarta pak…
Adji Wigjoteruna
December 13, 2008 at 1:12 am
Komentar untuk Kesan! :
“Kesan pertama begitu menggoda … kesan selanjutnya terserah anda”
atau
“Sejak dulu begitulah kesan … deritanya tiada pernah berkesan” (katanya Patkai)
_________________________
dari Bisik-bisik: iya pak Praja1!, lebih baik melupakan derita, iya kan?!
praja1
December 14, 2008 at 9:10 pm
kesan akan membentuk sebuah persepsi yang tercipta dari nilai nilai yang dipegang seseorang dalam pembentukannya sebagai manusia.jadi apa kesannya dan siapa itu manusiannya yah..liat2 dulu lah..salam kenal bang..horass!
__________________________________
dari Bisik-bisik:iya Boyin!, kesan positip tetap dapat kita timbulkan dengan melihat dan memikirkan makna kejadiannya, iya kan?! salam kenal juga, horas.
boyin
December 16, 2008 at 4:51 pm
saya datang lagi dengan sejuta senyuman 🙂
salam kenal 🙂
_____________________________
dari Bisik-bisik:iya pak Tukyman!, salam kenal juga, berlipat seribu kali setiap satu senyuman, iya kan?!
tukyman
December 17, 2008 at 3:51 pm
jangan2 arahnya kita ini sedang dilatih untuk cuek!
tiap hari bisa capek kalo menanggapi isu, berita. mana salurannya makin beragam, dari tipi sampek internet. koran pun sudah banyak namanya.
Selamat tinggal zaman kesunyian!
sekarang kita rayakan hiruk pikuk peradaban.
_______________________
dari Bisik-bisik: iya Indonesianic!, evolusi peradaban tidak akan berhenti, cuma negeri kita cenderung permissive (pendapatku), sehingga saat tertentu, memerlukan biaya, tenaga dan waktu dalam memperbaikinya. iya kan?! Semoga hiruk pikuk peradaban yang kita rayakan sesuai dengan kata dasarnya hehehe…
indonesianic
December 28, 2008 at 2:21 am