Singal’s Weblog

Just another WordPress.com weblog

Banjir Kiriman dari Gunung dan Langit, Jakarta, Jawa dan Luar Jawa

with 11 comments

Kemarin sore pukul 17.30, 12 Maret 2008, perjalanan pulang dari arah Blok M ke Cinere, macet parah luar biasa. Dua jam sebelumnya, Jakarta dapat kiriman dari langit, diguyur hujan deras, kita dengar di radio ElShinta, memang, sebagian besar jalan banjir dan menyebabkan macet di mana-mana.

Jakarta macet?!, sudah biasa. Jakarta banjir?! sudah biasa. Yang luar biasa, adalah kambing hitamnya, “saluran air tersumbat sampah  dan pompa air dibeberapa terowongan tidak berfungsi”. Kita tidak tahu kambing ini sebenarnya tinggal berapa ekor.

Berbarengan dengan itu ada berita, kiriman air dari gunung akan tiba pula, atas jasa sungai Ciliwung dan akan melanda daerah alirannya, jalan umum, rumah, pertokoan atau apapun yang ada didepannya, tanpa peduli dan perasaan, karena ia tidak diberi perasaan, seperti alat kontrol dan sarana yang lain seperti waduk misalnya.

Hal yang sama, bengawan Solo melanda kawasan Bojonegoro, Tuban dan Lamongan di Jawa Timur. Bengawan Madiun melanda Ngawi. Banjir di mana-mana, kabupaten Bandung di Jawa Barat. Daerah Muara Enim dan kota Palembang di Sumatera Selatan. Kalimantan Selatan dan lain-lain.

Masyarakat yang terkena banjir ada yang mengungsi ada yang bertahan. Padi dipanen lebih awal, wabah penyakit mengancam. Jalan-jalan rusak. Sementara DPR sibuk melakukan pemilihan Gubernur Bank Indonesia. Meneg BUMN dan beberapa menteri terkait, sibuk pula mencari orang, yang akan didudukkan mengganti jajaran direktur, yang telah habis masa periodenya. Hujan dan banjir memang, mungkin bukan pekerjaan mereka.

Selalu berulang tiap tahun pada musim dan situasi yang sama, aneh juga keledai, binatang yang tidak mau terperosok dua kali pada tempat yang sama.

Namun, sebaiknya, kita harus melakukan sesuatu secara bersama, agar tidak berulang terus, sehingga berlakulah nasehat orangtua kita yaitu,  “Bersatu kita teguh bercerai kita rubuh” dan “Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”.

__________

dari Bisik-bisik: Bantuan lagi direncanakan dan disusun daftarnya begitukan, maksudnya!

Written by Singal

March 13, 2008 at 1:16 pm

11 Responses

Subscribe to comments with RSS.

  1. salam kenal,,,,
    _____________
    dari Bisik-bisik:Salam kenal juga, …makin tandus negeri ini iya kan?!

    greenpressnetwork

    March 13, 2008 at 4:46 pm

  2. Komentar mengenai daerah banjir di Jakarta sebaiknya dibuat peta daerah-daerah di Jakarta yang tergenang banjir kemudian Pemda melarang pengeluaran IMB baru untuk daerah daerah yang terkena banjir, perlahan-lahan daerah ini menjadi daerah hijau.
    _______________
    dari Bisik-bisik: IMB sebagai sarana atau alat kontrol pembangunan kota sesuai rencana yang telah digariskan iya kan?!

    indra tjahja

    March 14, 2008 at 10:41 am

  3. Ok baru aja ngeliat belum ada komentar tapi lihat rambut kok masih panjang ha. ha JBU
    ___________
    dari Bisik-bisik: rambutku tumbuh, bukit dan gunung dikampungku digunduli, iya kan?!

    JMI

    March 17, 2008 at 11:32 am

  4. Banjir tidak disebabkan oleh hujan, tetapi disebabkan oleh manusia itu sendiri. Mau bukti? Pada jaman dulu sekali, Jakarta juga sering hujan lebat, tetapi tidak pernah banjir (kecuali di sekitar sungai). Kenapa? Karena pohon dan hutan masih banyak, sampah tidak banyak, dan lahan resapan masih banyak.

    Kebanyakan manusia Indonesia suka pada pepatah “Ikuti saja aliran air”, sehingga pembangunan kota hanya asal-asalan, tambal sulam, dan tanpa perencanaan yang matang. Jika kita naik pesawat, kita bisa melihat kota-kota di bawah semrawut dan tidak teratur. Hal ini sangat berbeda jika kita naik pesawat di negara maju. Kota-kota tertata rapi dan teratur. Negara maju sangat percaya dengan kemampuan manusia, makanya apa yang direncanakan oleh manusia, itu yang didapat. Jadi mereka sangat sungguh-sungguh dalam merencanakan tata kota yang sangat hebat.

    Meskipun demikian, negara maju pun sering kebanjiran, meskipun tata kotanya bagus. Itu semua adalah takdir Tuhan. Paling tidak mereka sudah berusaha maksimal.

    Lalu, bagaimana dengan kita, apakah hanya mau pasrah dan membiarkan pulau-pulau lain kebanjiran? Atau kita mau membikin kota baru yang teratur dan tertata rapi di pulau kosong? Paling tidak ini bisa membuktikan kalau kita tidak kalah dengan negara maju. Hidup Indonesia !!!
    ______________
    dari Bisik-bisik: Tata kota dengan jalan yang tanpa lobang dan kubangan air, juga kaki lima yang luas dan nyaman ….iya kan?!

    Irwanto

    March 18, 2008 at 2:09 pm

  5. Kemarin pagi, waktu hendak pergi ke kantor, saya melihat seorang ibu (atau asisten rumah tangga barangkali), membawa panci, lalu membuangnya ke sungai kecil yang mengalir di kompleks kami. Memang kurang jelas, apa yang dibuangnya: air atau sisa makanan. Apapun itu, tak seharusnya dibuang ke sungai. Waktu hujan awal Februari lalu, kompleks kami yang biasanya aman ternyata terendam juga, meski sedikit di jalanan. Ternyata, sampah pada nyangkut di hilir.
    Kesimpulanku, di samping harus ada upaya struktural yang sistematis, perilaku individu juga harus terus dikampanyekan untuk tidak membuang sampah sembarangan. Salam
    _____________
    dari Bisik-bisik: Tampaknya harus dimulai dari pendidikan dasar (SD) mengenai budi pekerti begitu maksudnya kan pak?!, dan sosialisasi yang terus menerus kepada masyarakat iya kan?!

    heryazwan

    March 19, 2008 at 9:22 am

  6. salam jumpa lagi …

    kayaknya ada yang kurang nih…banjir kiriman di Jakarta juga ada kiriman dari tanah…yaitu kebiasan manusia kita yang mengabaikan tanah (baca=alam)
    _______________
    dari Bisik-bisik: Tanah berubah jadi beton itu maksudnya pak?!, iya kan!

    ibing

    March 19, 2008 at 10:04 am

  7. Bang, jangan harap Jakarta gak banjir… wong kepala di Jakarta nambah terus sesuai deret ukur dan rem utk gak nambah kepala sudah blong, dimakan kantong yang cepet kering… begitu khan!!!
    Lebih baik kita usul saja ke JK, supaya ibunya kota negri ini dipindah ke Sibolga atau Palangkaraya… kenapa kita usul ke JK? Karena SBY gak bisa bikin keputusan… begitu khan!!!
    Nah klo sudah ibukota pindah, maka kepala2 tadi akan berbondong pindah… sehingga tinggal kenangan dan genangan saja yang ada di Jakarta… baru bisa dipakai sebagai tempat wisata air… begitu khan!!!
    _____________
    dari Bisik-bisik: Itulah, bukannya rem nya tidak pakem, cuma tidak di injak, akhirnya nabrak dan menghancurkan apa saja… iya kan?!

    emiko

    March 19, 2008 at 2:05 pm

  8. Sepertinya JKT juga pernah banjir tanpa kiriman dari Bogor, jalan-jalan pada tergenang setinggi lutut, terjadi macet dimana-mana. Rupanya riol macet ( ini benar terjadi, bukan kambing hitam, pak Singal ). Rupanya tempat lalunya air masuk ke riol ( outletnya ) relatif kecil diameter lobangnya, tersumbat atau jumlah outletnya sedikit atau tidak ada sama sekali. Pantas saja kalau jalan sudah tergenang air mobil pada berebut di jalur tengah karana takut mogok. Coba perhatikan konstruksi jalannya JKT Transport ( bus way ) dan jalan lain di ibukota ini. Pantas jalan cepat rusak digerus genangan air.
    Ada joke diantara kawan-kawan begini : Orang Batak “ mencari nafkah “ mereka sebut “ cari makkan “ ( ingat harus 2 k ), kalau orang Minang mereka sebut “ cari pitih “ ( cari duit ), kalau orang Jawa mereka sebut “ cari kerjaan “.
    Joke yang lain adalah tentang kuda. Di kampung saya ( juga kampungnya pak Singal ) banyak kuda yang menarik sado, disini disebut dokar atau bendi. Survey membuktikan apabila kuda jatuh karena tersandung di suatu lokasi tertentu, maka untuk saat mendatang tidak akan pernah tersandung kedua kalinya di lokasi yang sama. Artinya kuda yang di kampung saya itu lebih pintar dari aparat di DKI yang selalu mengulangi kesalahan yang sama, karena memang mereka “cari kerjaan “ malahan mereka mengatakan kuda “mendapat pekerjaan“ dari mereka.Salam
    Olanto
    ________________
    dari Bisik-bisik: Ir. jaman dulu sangat beda dengan Ir. jaman sekarang, iya kan?!

    Olanto

    March 25, 2008 at 8:03 pm

  9. Jalan arteri di wilayah Komad Depok rusak parah…, banyak lobang… kubangan.. aspal jalan sudah tak kelihatan lagi.. drainase tidak ada.., kalau musim hujan bagaikan situ diantara rumah – rumah penduduk… dst…dst, .
    Sebenarnya, kambingnya tidak hitam ……, tapi karena kambingnya jarang dimandiikan, tidak pernah cuci rambut, tidak pernah sisiran, bahkan tidak diberi makanan bergizi sehingga sering sakit-sakitan…dsb…dsb, akhirnya kambing yang ketika baru lahir putih mulus , bersih dan sehat, berubah jadi kambing hitam yang kumal dan tertatih-tatih…, dan yang lebih mengenaskan para gembala kambing tadi banyak yang beradu usul untuk cara terbaik mengurusi kambing-kambing tadi… adu usul tak kunjung selesai…..kamibing-kambing makin gawat…. bahkan mulai menebar penyakit kesekelilingnya……, sigembala makin tak peduli…., ransum menjadi busuk atau …mungkin jatah ransum kambing putih sudah jadi …. he he he…
    ______________
    dari Bisik-bisik: Gembalanya gemuk-gemuk dan tidur tiduran di bawah pohon rindang berteduh, sambil meniup seruling iya kan?!.

    James M

    April 4, 2008 at 2:24 pm

  10. Wah,wah,wah, akibat manusia tidak menghargai alam.
    Serangan banjir, bukan hanya datang dari Gunung (darat) dan Langit,tapi dari Lautpun sudah ikut-ikutan menyerang, mengepung dan menghanyutkan.
    Kalau di Kampung kami, PAKKAT, Humbahas, Nasib Manusia sebagai akibat serangan banjir dari segala arah, sudah dapat dipersamakan dengan nasib ” LIPPAGOM “= LARON.

    Kalau nasib si LIPPAGOM /LIKKAGOM (LARON), selalu terancam dari segala arah.:
    (bingung hendak kemana harus “DIJUL-JUL”= dituju).
    Kalau terbang ke atas ? —-> langsung dimakan Burung atau Cecak.
    Kalau jatuh ke tanah ? —-> langsung dipatuk Ayam atau Kadal.
    Kalau jatuh ke Air ? —-> langsung dimakan Ikan atau Kodok.
    Hehehehe,…. harapan kita, insyaflah wahai manusia, jagalah kelestarian alammu, pakailah OTAK dan AKAL SEHATMU dalam setiap perencanaan dan tindakanmu, karena alam ini adalah titipan generasimu. (hehehe,….mungkin pelaku perusak alam/lingkungan berpendapat “emangnya ada tanda terima titipannya ?”), dengan saling menjaga, tentu dapat terhindar dari nasib seperti nasib si LIPPAGOM.
    Horas Jala Gabe, Tetap Semangat dan GBU, Amen.
    _____________________
    dari Bisik-bisik:Tanda titipannya, kelestariannya, iya kan?!, mari kita jaga agar kita dapat berkat, begitu kan maksudnya!

    Edo Marbun

    June 19, 2008 at 11:02 am

  11. Kalaulah sesederhana yang dituliskan diatas untuk menyelesaikan banjir Jakarta, maka sudah dari dulu Jakarta bebas banjir. Kalau mau diurut, sudah seperti benang kusut.

    Mengurai benang kusut, harus satu-satu, kalau main potong, akan ada korban.. jadi ayo semua urun rembuk menggurai kusutnya banjir, jangan memperkusut.

    Salam….
    _____________________
    dari Bisik-bisik: dimulai dari rumah, buang sampah pada tempatnya, jangan buang kantong plastik seenaknya, iya kan pak?!, bersihkan selokan masing-masing begitu maksudnya kan?! Salam juga pak Togar.

    togarsilaban

    August 4, 2008 at 12:41 pm


Leave a reply to togarsilaban Cancel reply